BPBD Kukar Siapkan Desa Lebih Tangguh Bencana dengan Peluncuran F-PRB

MetroIKN, Kutai Kartanegara – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara (Kukar) mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kesiapan desa dalam menghadapi bencana melalui peluncuran Forum Pengurangan Risiko Bencana (F-PRB).

Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk mempersiapkan desa-desa agar lebih tangguh dan responsif dalam menghadapi berbagai potensi bencana.

Proyek inovatif ini dicetuskan oleh Sigit Imam Prasetyo, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kukar.

Ia menjelaskan bahwa peluncuran F-PRB menjadi kunci dalam mendorong optimalisasi pembentukan Desa Tangguh Bencana (DESTANA).

Konsep DESTANA mengedepankan penguatan desa agar mampu mengenali dan memetakan potensi ancaman di wilayahnya, serta mengelola sumber daya yang ada untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi.

“Program F-PRB direncanakan mulai berjalan pada akhir Oktober 2024, dan akan diawali dengan pertemuan antara para Kepala Desa dan unsur masyarakat desa,” ujar Sigit Imam Prasetyo, Kamis (21/11/2024).

Ia menambahkan bahwa pertemuan tersebut bertujuan untuk membentuk forum awal yang nantinya menjadi embrio DESTANA.

Melalui forum ini, desa-desa akan melakukan kajian mendalam terhadap potensi ancaman, kapasitas, serta kerentanan yang ada di setiap wilayah.

Sementara itu, salah satu langkah utama dalam pembentukan F-PRB adalah penyusunan rencana penanggulangan bencana tingkat desa, yang diharapkan dapat memberikan kerangka kerja yang jelas dalam menghadapi ancaman yang ada.

Rencana kontingensi juga disusun sebagai bagian dari upaya mitigasi dini, sehingga masyarakat desa memiliki pedoman dalam menghadapi situasi darurat.

Program ini secara khusus menyasar desa-desa dan kelurahan yang dianggap rawan bencana. Tujuannya adalah agar masyarakat setempat dapat dipersiapkan lebih baik dan lebih cepat tanggap dalam menghadapi situasi kritis.

Melalui pelatihan dan peningkatan kapasitas yang diberikan, diharapkan setiap desa memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai cara mengelola risiko bencana secara efektif.

“Dengan terbentuknya F-PRB, diharapkan ada peningkatan sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dan berbagai pihak terkait. Sinergi ini sangat penting untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merumuskan langkah-langkah pengurangan risiko bencana,” kata Sigit.

Tidak hanya berhenti pada pembentukan forum, BPBD Kukar juga menggandeng berbagai pihak untuk memperkuat inisiatif ini.

Di bawah bimbingan Coach Veronika Hanna Naibaho dan mentor Kepala Pelaksana BPBD Kukar, Setianto Nugroho Aji, program ini dirancang untuk menciptakan ekosistem kolaborasi yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan sektor lainnya.

Kerjasama ini diharapkan mampu menciptakan desa-desa yang lebih mandiri dan tangguh dalam menghadapi bencana.

Peluncuran F-PRB ini tidak terlepas dari pengalaman dan pelatihan yang diikuti oleh Sigit Imam Prasetyo di Pusat Pelatihan dan Pengembangan serta Kajian Desentralisasi Otonomi Daerah LAN RI di Samarinda.

Pengalaman ini tentunya menjadi inspirasi bagi Sigit untuk menginisiasi langkah nyata dalam mengurangi risiko bencana di daerahnya.

Sigit menekankan, peluncuran F-PRB bukan sekadar membentuk forum, melainkan langkah konkret dalam mitigasi bencana dan penguatan kesiapsiagaan di tingkat desa.

Forum ini diharapkan mampu menjadi wadah bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pengurangan risiko bencana, mulai dari identifikasi ancaman, penyusunan rencana mitigasi, hingga pelaksanaan latihan kesiapsiagaan.

“Dengan adanya F-PRB, masyarakat desa akan lebih siap menghadapi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, atau kebakaran hutan, yang sering kali melanda wilayah Kukar,” ungkapnya.

BPBD Kukar berharap, inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengoptimalkan peran desa sebagai garda terdepan dalam penanggulangan bencana.

Melalui inovasi ini, BPBD Kukar terus berkomitmen untuk membangun masyarakat yang tangguh, mandiri, dan siap menghadapi tantangan bencana di masa depan. (adv)