metroikn, TENGGARONG – Festival Cenil 2025 di Desa Kota Bangun III, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), kembali mencatatkan sejarah. Sebanyak 70 loyang cenil disajikan dalam perhelatan yang digelar Rabu (30/4/2025), menjadikannya festival dengan jumlah penyajian terbanyak sepanjang pelaksanaannya.
Festival yang dipusatkan di jantung desa ini mendapat antusiasme tinggi dari warga dan pengunjung. Selain menampilkan kuliner khas berbahan dasar singkong tersebut, acara juga menjadi ajang kolaborasi pelaku UMKM, kelompok pemuda, serta komunitas seni lokal.
Kepala Desa Kota Bangun III, Lilik Hendrawanto, menyebut bahwa festival ini merupakan simbol gotong royong dan semangat kemandirian masyarakat dalam mengembangkan potensi desa.
“Cenil ini bukan hanya makanan tradisional, tapi cerminan semangat kolektif—mulai dari petani singkong, ibu-ibu UMKM, hingga pemuda desa. Semua terlibat,” ujar Lilik.
Seluruh bahan baku cenil dipasok dari desa sendiri, menjadikan festival ini sebagai penggerak ekonomi lokal. Selain itu, acara juga dimeriahkan lomba sajian cenil yang dinilai langsung oleh perwakilan Dinas Pariwisata Kukar.
Plt. Kabid Pemasaran Dispar Kukar, Awang Ivan Ahmad, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan festival ini. Ia menilai kegiatan tersebut potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya berbasis komunitas.
“Desa Kota Bangun III punya kekuatan budaya dan kekompakan warga yang luar biasa. Ini fondasi yang baik untuk membangun desa wisata,” kata Ivan.
Festival juga diramaikan dengan pertunjukan seni dan permainan tradisional anak-anak, sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya sejak usia dini.
Dengan capaian tahun ini, Pemdes berencana menjadikan Festival Cenil sebagai agenda tahunan yang lebih besar dan terintegrasi dengan program pengembangan pariwisata desa.
“Kami yakin festival ini bisa berkembang menjadi daya tarik wisata unggulan yang membawa manfaat langsung bagi warga,” tutup Lilik.
Sebagai bentuk kebersamaan, cenil dibagikan secara gratis kepada pengunjung yang hadir, menandai semangat desa dalam merawat tradisi dan menggerakkan ekonomi rakyat. (adv/metroikn)