Program Cap Jempol, Inovasi Jemput Lansia di Desa Suka Damai Kukar

MetroIKN, Kutai Kartanegara – Lansia di Desa Suka Damai, Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar), kini semakin aktif memanfaatkan layanan Posyandu Lansia berkat inovasi Cap Jempol (Lancar Posyandu Jemput Pakai Ojek Lansia). Program ini dicetuskan oleh drg. Eka Rury, yang tergerak oleh rendahnya tingkat kunjungan lansia ke Posyandu sebelum inovasi tersebut diterapkan.

Menurut Eka, sebelum adanya Cap Jempol, kunjungan lansia ke Posyandu hanya mencapai 8–9 persen dari total jumlah lansia di desa. Salah satu penyebab utamanya adalah faktor geografis.

“Sebagian besar rumah lansia berlokasi jauh dari Posyandu, bahkan ada yang berada di daerah pegunungan. Kondisi ini membuat mereka enggan datang untuk pemeriksaan kesehatan,” jelas Eka, Selasa (26/11/2024).

Cap Jempol menawarkan solusi sederhana namun efektif: kader Posyandu menjemput lansia dari rumah mereka menggunakan ojek dan mengantarkan kembali setelah pemeriksaan selesai. Penjemputan dilakukan sesuai jadwal yang disepakati dengan pasien, sehingga lansia merasa lebih nyaman.

Eka juga memastikan bahwa kader Posyandu telah diberikan pelatihan khusus terkait tata cara menjemput lansia dan berkendara dengan aman. “Kami ingin memastikan bahwa proses penjemputan tidak hanya efisien, tetapi juga aman dan nyaman bagi lansia,” tambahnya.

Program ini juga memberikan insentif tambahan bagi lansia yang rutin berkunjung, berupa makanan tambahan dan perhatian khusus dari kader. Langkah ini tidak hanya mendorong partisipasi, tetapi juga meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang diberikan.

Hadirnya Cap Jempol memberikan dampak signifikan dalam memperluas cakupan layanan kesehatan bagi lansia di Desa Suka Damai.

Program ini mendukung visi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara untuk memastikan pelayanan kesehatan yang inklusif dan memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Selain memperluas akses kesehatan, program ini juga berfungsi sebagai langkah preventif. Lansia yang rutin memeriksakan kesehatannya memiliki peluang lebih besar untuk mendeteksi penyakit sejak dini.

Hal ini membantu mengurangi biaya pengobatan yang tinggi, karena pencegahan dan perawatan dini biasanya lebih murah dibandingkan pengobatan penyakit kronis atau berat.

Salah satu kader Posyandu, Fitri, mengungkapkan bahwa program ini memberikan dampak positif tidak hanya bagi lansia, tetapi juga bagi para kader yang merasa lebih dekat dengan masyarakat.

“Kami merasa program ini membuat kami lebih bisa melayani dan membantu mereka yang membutuhkan. Semangat lansia untuk memeriksakan kesehatan mereka juga semakin meningkat,” katanya.

Program Cap Jempol telah diakui sebagai inovasi unggulan pada Pekan Inovasi Tahun 2022. Penghargaan ini menunjukkan bahwa inovasi berbasis kebutuhan lokal mampu memberikan solusi nyata bagi masyarakat, sekaligus menjadi inspirasi bagi wilayah lain untuk mengembangkan program serupa.

Eka berharap, keberhasilan Cap Jempol di Desa Suka Damai dapat menjadi model bagi desa-desa lain yang menghadapi tantangan serupa.

“Kesehatan adalah hak semua orang, termasuk lansia. Dengan inovasi ini, kami ingin memastikan bahwa tidak ada yang terpinggirkan dalam layanan kesehatan, terlepas dari lokasi mereka,” tegasnya.

Ke depan, Cap Jempol diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi bagian dari layanan kesehatan desa secara berkelanjutan. Program ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Dengan semangat gotong-royong antara pemerintah, kader Posyandu, dan masyarakat, Cap Jempol menjadi bukti nyata bahwa inovasi sederhana dapat memberikan dampak besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi kelompok rentan seperti lansia.

“Kami akan terus berupaya meningkatkan kualitas program ini agar manfaatnya bisa dirasakan oleh lebih banyak lansia. Harapan kami, Desa Suka Damai menjadi contoh desa yang peduli dan inklusif terhadap kebutuhan kesehatan masyarakatnya,” tutup Eka. (adv)