metroikn, Balikpapan – PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) menggelar pelatihan pengembangan kompetensi di bidang UMKM pada tanggal 6 dan 7 Juli 2024 lalu.
Kegiatan tersebut merupakan implementasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan bagi masyarakat di sekitar wilayah opersional. Utamanya pembinaan berkelanjutan terhadap empat Bank Sampah Unit (BSU) di Kecamatan Balikpapan Selatan.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor PLN UIP KLT itu dihadiri para pengurus Bank Sampah Unit. Pelatihan ini mengupas ilmu terkait branding, manajemen pelayanan prima, pemasaran dan manajemen perkoperasian bersama Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kaltim.
General Manager PLN UIP KLT, Raja Muda Siregar, menyampaikan bahwa program pembinaan BSU telah berjalan di tahun ke-3 sejak 2022 dengan dasar masih rendahnya pengelolaan sampah yang baik dan benar mulai dari tingkat rumah tangga yang akhirnya menyebabkan semakin meningkat jumlah timbunan sampah di TPA Manggar yang tidak dapat diproses kembali.
“Melalui program TJSL, pembinaan bank sampah unit tidak hanya dilakukan untuk menangani permasalahan tumpukan sampah, melainkan bank sampah unit juga dapat bertindak sebagai UMKM, di mana melalui aktivitas yang dilakukan bank sampah unit dapat menghasilkan nilai ekonomi, seperti produksi barang-barang olahan sampah baik organik maupun anorganik, selain itu menciptakan rantai sirkuler ekonomi melalui kerjasama dengan kelompok masyarakat di wilayahnya masing-masing,” tambah Raja.
Karena tujuan pembinaan bank sampah juga untuk menciptakan sirkuler ekonomi, maka dilakukan beberapa pelatihan bersama PLUT Kaltim, untuk semakin meningkatkan kompetensi para pengurus dalam berinovasi dalam kegiatan bank sampah unit.
Raja juga menyampaikan bahwa dari keempat bank sampah unit yang dibina, masing-masing memiliki produk unggulan yang dapat diperjual belikan. Seperti sabun batang, detergent yang diolah dari sampah organik rumah tangga, atau pupuk kompos yang juga digunakan oleh bank sampah unit untuk meningkatkan produktivitas masyarakat disekitarnya dalam menghasilkan jahe atau cabe yang kemudian diolah secara apik sehingga meningkatkan nilai ekonomi dari produk tersebut.
“Dari pelatihan yang dilakukan selama dua hari, kami mengharapkan bahwa semakin banyak inovasi yang tercipta dari para pengurus bank sampah, para pengurus bank sampah dapat memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah sehingga dapat meningkatkan jumlah nasabah hingga nantinya dapat menjadi UMKM yang mandiri secara financial dan kompeten,” tutup Raja.