Antrean Panjang BBM di Balikpapan: Warga Rela Mengantre Berjam-jam, Ini Penjelasan Pertamina

metroikn, BALIKPAPAN Warga Kota Balikpapan kembali dihadapkan pada antrean panjang untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) sejak akhir pekan lalu. Kelangkaan BBM jenis Pertamax membuat masyarakat berbondong-bondong mendatangi stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), bahkan sejak dini hari.

Pantauan di beberapa SPBU seperti Gunung Guntur, Karang Anyar, dan MT Haryono menunjukkan antrean kendaraan mengular hingga lebih dari satu kilometer. Kondisi ini diperparah oleh hujan deras yang mengguyur kota sejak pagi. Meski demikian, warga tetap bertahan dalam antrean demi mendapatkan bahan bakar.

“Kami sudah antre sejak pukul 04.00 pagi. Sempat diguyur hujan, tapi mau tidak mau harus tetap antre karena sudah beberapa hari kesulitan isi BBM,” ujar Junaidi, salah satu warga yang ditemui di SPBU Gunung Guntur, Selasa (20/5).

Krisis pasokan Pertamax diduga sebagai penyebab utama antrean panjang ini. Akibatnya, sebagian besar masyarakat terpaksa beralih ke Pertalite yang masih tersedia. Namun hal ini justru menambah beban di SPBU yang menjual BBM subsidi, karena jumlah konsumen meningkat drastis dalam waktu singkat.

Menanggapi situasi tersebut, Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan menyampaikan bahwa kelangkaan ini terjadi karena adanya proses stock opname atau penghitungan dan pencocokan data stok di Terminal BBM (TBBM) Balikpapan. Proses ini dilakukan secara berkala untuk memastikan akurasi data dan sistem distribusi.

“Memang sempat terjadi keterlambatan penyaluran BBM akibat proses stock opname yang dilakukan sebagai bagian dari pengecekan internal. Namun distribusi kembali dilakukan secara bertahap dan pasokan tambahan sudah kami siapkan,” jelas Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra.

Untuk menormalkan situasi, pasokan tambahan BBM didatangkan dari Samarinda, Banjarmasin, dan kapal tanker, dengan total stok mencapai 2.300 kiloliter. Pertamina juga menerapkan skema pengoperasian SPBU 24 jam guna mengurai antrean kendaraan.

Sementara itu, Wali Kota Balikpapan bersama jajaran DPRD telah meminta klarifikasi dari pihak Pertamina. Pemerintah daerah meminta distribusi BBM segera dinormalisasi agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat dan perekonomian kota.

“Kami meminta Pertamina berkoordinasi dengan semua pihak terkait dan segera menyampaikan informasi yang jelas ke masyarakat agar tidak terjadi kepanikan,” ujar Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud.

Pertamina mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan pembelian secara berlebihan (panic buying), karena pasokan BBM dipastikan segera kembali stabil dalam waktu dekat.

Situasi antrean panjang ini menjadi sorotan masyarakat, terlebih Balikpapan dikenal sebagai kota penghasil minyak. Publik berharap kejadian serupa tidak terus berulang dan distribusi BBM di kota ini dapat dikelola dengan lebih baik ke depannya.