metroikn, Sangatta – PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) terus mengebut penyelesaian pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Kalimantan Timur hingga Kalimantan Utara.
Termasuk terhadap sistem interkoneksi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV Gardu Induk (GI) Talisayan – GI Maloy, GI 150kV Talisayan dan Extension 2 Line Bay GI 150 kV Maloy arah GI 150 kV Talisayan di wilayah Kutai Timur. Upaya ini merupakan bagian dari misi peningkatan rasio elektrifikasi regional kawasan tersebut.
General Manager PLN UIP KLT, Raja Muda Siregar, menyampaikan bahwa pembangunan tiga proyek di Kutai Timur tersebut dilakukan secara paralel dan upaya percepatan untuk dapat meningkatkan progresnya masing-masing.
“Saat ini progres masing-masing proyek menunjukan tren positif. Di mana progres pembangunan SUTT telah berada dalam fase konstruksi yaitu pekerjaan pondasi dan erection, sedangkan GI 150kV Talisayan sedang proses pengerjaan beberapa pondasi switchyard dan pararel pekerjaan wiring. Kemudian pekerjaan Extension 2 LB GI 150 kV Maloy arah GI 150 kV Talisayan akan segera dimulai karena telah dilaksanakannya penandatanganan kontrak dengan PT. Amsak Bangun Persada, 22 Juli lalu. Walaupun dengan tren positif, masih terdapat hambatan di sisi pengadaan tanah tertutama di area yang melewati perusahaan,” urai Raja.
PLN UIP KLT saat ini tengah melakukan pendekatan dan mediasi dengan masyarakat lainnya untuk penyelesaian pengadaan tanah. Selain itu, perusahaan juga tengah menunggu izin membangun kabel listrik SUTT 150 kV GI Talisayan – GI Maloy dari Dirjen Perhubungan Laut yang sebelumnya telah melakukan survei dan verifikasi lapangan bersama KUPP Kelas I Sangkulirang dan Disnav Kelas I Samarinda beberapa waktu lalu.
Salah satu dukungan atas pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan datang dari Kepala Kejaksaan Negeri Kutai Timur, Romlan Robin. Ia menyampaikan bahwa Kejaksaan akan mengawal dan mendampingi proses pembangunan yang dilaksanakan oleh PLN UIP KLT mulai dari pra konstrukti, konstruksi hingga nantinya proses penyambungan yang sesuai dengan porsinya yaitu untuk menimalisir ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan, Gangguan).
Proyek infrastruktur ketenagalistrikan ini akan berdampak positif dalam pembangunan daerah Kutai Timur melalui pertumbuhan ekonomi dan industri karena tersedianya sistem kelistrikan yang andal dan prima.
“Dampak positif yang akan muncul dengan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Kutai Timur ini selain peningkatan keandalan sistem kelistrikan interkoneksi Kaltim-Kaltara juga akan meningkatkan rasio elektrifikasi PLN dan pertumbuhan pelanggan rumah tangga di daerah tersebut. Dimana pada saat ini terdata bahwa rasio elektrifikasi di Kutai Timur sebesar 84,11 persen dengan jumlah pelanggan rumah tangga sebanyak 119.991. Dengan demikian kami mengharapkan doa dan dukungan dari seluruh stakeholder mulai dari masyarakat hingga instansi pemerintahan dan aparat penegak hukum untuk mensukseskan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Kutai Timur,” demikian dia.