Metroikn.co, Balikpapan – Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Oktober 2023, Kota Balikpapan mengalami inflasi sebesar 0,13% (mtm), lebih tinggi dibandingkan pada September 2023 yang mengalami inflasi sebesar 0,02% (mtm). Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 3,00% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional (2,56% yoy) namun lebih rendah dari inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kalimantan Timur (3,09% yoy). Adapun inflasi tahun kalender berjalan di Kota Balikpapan sebesar 2,75% (ytd).
Komoditas penyumbang inflasi pada Oktober 2023 diantaranya adalah komoditas angkutan udara yang disebabkan oleh kenaikan harga avtur, meningkatnya aktivitas kedinasan dan penyelenggaraan kegiatan skala regional dan nasional di Balikpapan serta lalu lintas pekerja PSN.
“Komoditas beras yang disebabkan menurunnya produksi di daerah penghasil di tengah fenomena El Nino yang masih berlanjut, serta kenaikan harga GKP dan GKG di tingkat petani. Selanjutnya, inflasi pada daging ayam ras dan cabai rawit merah disebabkan berkurangnya pasokan dari daerah sentra kekeringan lahan dan serangan penyakit tanaman. Kenaikan harga obat dengan resep bersumber dari meningkatnya harga bahan baku obat di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, R. Bambang Setyo Pambudi pada Selasa (7/11/2023).
Di sisi lain, laju inflasi tertahan oleh beberapa komoditas volatile food. Deflasi pada komoditas volatile food diantaranya adalah ikan layang atau ikan benggol, ikan selar atau ikan tude, tomat dan daun kemangi yang disebabkan oleh mulai normalnya pasokan di masyarakat.
“Ke depan, beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberikan tekanan inflasi, diantaranya potensi El Nino yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir tahun 2023 sehingga mempengaruhi jumlah produksi bahan pangan di daerah sentra, penurunan produksi cabai merah keriting dan cabai rawit merah di daerah sentra yang disebabkan oleh kekeringan dan penyakit atau virus tanaman, penyesuaian harga BBM terhadap jenis BBM non subsidi yang telah berlangsung sejak awal bulan Oktober 2023 serta. Tingginya permintaan untuk berbagai komoditas pangan dan jasa di Kota Balikpapan yang di tengah 2 program Srategis Nasional yaitu RDMP Pertamina Balikpapan dan Pembangunan IKN,” bebernya.
Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan terus bersinergi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi. Berbagai upaya yang dilakukan diantaranya melalui pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak di Balikpapan, Paser dan PPU, pelaksanaan operasi pasar rutin, dan serta continuitas kegiatan urban farming komoditas cabai dan hidroponik komoditas sayuran bersama dengan kelompok Gerakan Wanita Matilda di 6 kecamatan di Balikpapan.
“Ke depannya, kami Bank Indonesia akan senantiasa bersinergi dengan berbagai pihak baik di pusat maupun di daerah untuk menjaga tingkat inflasi pada rentang target inflasi nasional 3% ± 1%,” pungkasnya.