Di Balik Kilau IKN, Dua Desa di Kaltim Ini Masih Terperangkap dalam Ketertinggalan

metroikn, SAMARINDA — Sementara mata publik terpusat pada kemajuan megaproyek Ibu Kota Nusantara (IKN), sebuah realitas kontras masih membayangi sebagian wilayah Kalimantan Timur.

Di balik euforia pembangunan masa depan, dua desa di provinsi ini masih menyandang status “tertinggal” menurut pemutakhiran Indeks Desa Membangun (IDM) 2025.

Kedua desa tersebut adalah Desa Gilungkung di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Desa Tanjung Soke di Kabupaten Kutai Barat. Keduanya menjadi cermin bahwa kemajuan belum dirasakan merata hingga ke pelosok.

“Kalimantan Timur masih memiliki dua desa yang berstatus tertinggal, yakni Desa Gilungkung dan Desa Tanjung Soke. Sebelumnya ada empat desa tertinggal, namun dua sudah berhasil naik status berdasarkan indeks desa membangun,” jelas Kepala DPMPD Kaltim, Puguh Harjanto, Rabu (23/7/2025).

IDM sendiri merupakan instrumen penilaian yang dikembangkan Kementerian Desa PDTT berdasarkan tiga dimensi utama: sosial, ekonomi, dan ekologi. Status “tertinggal” mencerminkan rendahnya akses terhadap pelayanan dasar, infrastruktur, dan partisipasi ekonomi lokal.

Penurunan jumlah desa tertinggal dari empat menjadi dua memang patut diapresiasi. Namun, fakta bahwa masih ada desa yang tertinggal di tengah geliat IKN menjadi alarm ketimpangan pembangunan yang perlu dijawab dengan langkah nyata.

Sebagai respons, DPMPD Kaltim menggandeng kalangan perguruan tinggi untuk berperan aktif dalam pengentasan ketertinggalan desa, salah satunya melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa diharapkan mampu membawa energi baru dan intervensi praktis dalam memajukan desa.

“Kita akan terus mengawal upaya percepatan pengentasan desa tertinggal, termasuk dengan dukungan dari para mahasiswa KKN. Harapannya, kehadiran mereka bisa ikut berkontribusi dalam menaikkan indeks desa, terutama pada indikator yang paling mungkin untuk ditingkatkan dalam waktu dekat,” kata Puguh.

Kontribusi mahasiswa ini mencakup banyak aspek: edukasi, pemberdayaan masyarakat, digitalisasi, penguatan kapasitas ekonomi lokal, serta inovasi desa berbasis potensi wilayah. Dengan keterlibatan aktif generasi muda, diharapkan desa-desa tertinggal tidak hanya bergerak naik status, tetapi juga mandiri dan berdaya secara berkelanjutan.

Puguh pun menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah mendukung pembangunan desa. Ia menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor untuk memastikan bahwa pembangunan tidak hanya berfokus pada kawasan strategis, tetapi juga menjangkau desa-desa terpencil yang selama ini luput dari perhatian.

“Terima kasih atas perhatian dan kerja sama semua pihak. Semoga sinergi ini bisa terus berjalan demi pemerataan pembangunan di desa-desa Kalimantan Timur,” tutupnya.