metroikn, Sendawar – Kodam VI/Mulawarman memastikan ajudan Bupati Kutai Barat, berinisial DN telah menjalani pemeriksaan di Denpomdam, Samarinda atas dugaan penganiayaan terhadap sopir truk tangki minyak sawit, Rahman.
Peristiwa penganiayaan terjadi di kawasan Jembatan Kinong (Jengan Danum), Kabupaten Kubar, Rabu, 20 Desember 2023. Aksi DN terhadap Rahman saat itu terekam dalam video amatir yang kemudian viral di jagat maya.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Mulawarman, Kolonel Kav Kristiyanto, membenarkan bahwa oknum berpangkat Serka tersebut merupakan anggota aktif TNI AD yang berdinas di Kodim 0912 Kutai Barat.
“Ya, itu merupakan personel TNI AD aktif yang berdinas di Kodim 0912/Kbr,” kata Kristiyanto melalui keterangan tertulis yang diterima metroikn.co, Jumat (22/12/2023).
DN sebelum kasus tersebut diperbantukan sebagai ajudan Bupati Kutai Barat, FX Yapan. Namun demikian, sehubungan dengan persoalan yang membelitnya, kata Kristiyanto, DN kini juga telah di-nonaktifkan.
Masih menurut Kristiyanto, bahwa DN bersama Rahman telah sepakat berdamai dan mengakhiri perselisihan secara kekeluargaan. DN juga telah menyampaikan permohonan maaf atas tindakannya dan siap bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan.
“Saat ini personel Kodim 0912/Kbr berinisial DN di-nonaktifkan dari ajudan Bupati Kutai Barat dan meminta maaf atas kejadian tersebut, serta bertanggung jawab terhadap pengobatan atas luka dari penganiayaan,” terangnya.
BACA JUGA:
Video Sang Ajudan Aniaya Sopir Truk Sawit Viral, Bupati Kubar Beri Penjelasan
Sebelumya, Bupati Kutai Barat, FX Yapan, menyatakan perisitwa dipicu karena sopir truk tidak memberi ruang kepada mobil yang ditumpanginya untuk mendahului. Padahal, mobil yang ditumpanginya cukup lama memberi sinyal untuk mendahului.
Melihat itu, DN menjadi emosi hingga memaksa menghentikan laju kendaraan untuk kemudian menghampiri sopir truk. Tak dinyana, DN justru menganiaya sopir truk.
“Iya kami tadi itu hampir kecelakaan. Karena dia (sopir truk) sudah dari jauh tidak mau kasih jalan. Malah dia kasih terompet (klakson) kami keras, jadi kami hampir kecelakaan. Bus yang ada di depan kami (arah berlawanan) sudah minggir jauh, kalau tidak kami kejepit kecelakaan,” ulas Yapan.
Pasca kejadian, Yapan sempat mengaku tidak mengetahui kondisi korban. Setelah melerai dan menenangkan sang ajudan, ia bersama rombongan langsung meninggalkan lokasi kejadian serta sopir truk.
“Wah saya tidak tahu (kondisi korban) karena habis itu langsung pulang,”
“Iya saya melerai, ajudan saya sudah (terlanjur) emosi,” sambungnya.