metroikn, BALIKPAPAN – Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian Kota Balikpapan fokus pada upaya penguatan koperasi agar dapat berkembang dengan lebih sehat dan berkelanjutan. Peningkatan kesehatan koperasi menjadi perhatian utama dalam rangka pengelolaan dan pengembangan yang lebih baik di masa depan.
Menurut Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian Balikpapan, Gina Andriyani, serta Kepala Bidang Penilaian Kesehatan Kementerian Koperasi, Febri Andri Yadi, peran pengurus dan pengelola sangat vital dalam menjaga kesehatan koperasi.
“Guna memastikan koperasi tetap sehat, peran pengurus dan pengelola sangat penting. Pengurus utama bertanggung jawab dalam pengambilan kebijakan strategis, sementara pengelola bertugas menjalankan operasional koperasi sehari-hari,” ungkap Gina dalam wawancaranya dengan media beberapa waktu lalu.
Gina juga menjelaskan bahwa pelatihan untuk pengurus koperasi menjadi bagian penting dalam mengedukasi mereka tentang empat aspek utama yang berpengaruh terhadap kesehatan koperasi, yaitu profil risiko, organisasi dan kelembagaan, keuangan dan permodalan, serta tata kelola.
Febri menambahkan, untuk menjaga keberlanjutan operasional koperasi, penting bagi koperasi untuk mampu mengidentifikasi dan memitigasi potensi risiko. Menurutnya, struktur organisasi yang solid, kepemimpinan yang efektif, serta kepatuhan terhadap regulasi menjadi landasan utama yang memperkuat koperasi.
“Aspek keuangan juga sangat menentukan. Koperasi harus memastikan kelancaran dalam membayar kewajiban, menjaga keberlanjutan usaha, serta menghasilkan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang sehat. Manajemen yang baik harus diterapkan di segala lini, termasuk dalam merencanakan strategi bisnis, transparansi, dan keterlibatan anggota dalam pengambilan keputusan,” jelas Febri.
Febri juga mengungkapkan bahwa dalam penilaian kesehatan koperasi, aspek keuangan memiliki bobot penilaian sebesar 40 persen, tata kelola 30 persen, dan dua aspek lainnya masing-masing sebesar 30 persen.
“Ini menunjukkan bahwa meskipun manajemen dan regulasi sangat penting, kondisi keuangan yang tidak sehat akan mengganggu kelangsungan koperasi,” tegas Febri.
Partisipasi anggota juga memiliki dampak besar dalam menjaga kesehatan koperasi. Febri mengingatkan bahwa anggota bukan hanya pengguna layanan, tetapi juga pemilik yang harus aktif berkontribusi dalam kemajuan koperasi. “Semakin tinggi tingkat partisipasi anggota, semakin besar pula peluang koperasi untuk berkembang,” tambahnya.
Namun, Febri juga mencatat bahwa dalam perjalanan menuju koperasi yang lebih sehat, masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Kendala utama yang sering muncul di antaranya adalah perubahan regulasi yang cepat, kurangnya keterlibatan anggota dalam koperasi, serta masalah dalam manajemen keuangan yang dapat berujung pada kegagalan usaha atau kebangkrutan koperasi. (adv/metroikn)