Bank Sampah Selaras Alam Makin Bersinar

Binaan PLN UIP KLT Sukses Jaga Lingkungan Hingga Gendong Perekonomian Masyarakat

BANK Sampah Unit (BSU) Selaras Alam di RT 17, kelurahan Damai Baru, Balikpapan Selatan bertransformasi semakin bersinar.

Kesuksesan pengelolaan BSU Selaras Alam oleh Amintri tak lepas dari peran PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) yang memberikan pembinaan. Sejak pertama kali aktif mengelola sampah tahun 2022 lalu, BSU Selaras Alam berhasil menghimpun 74 nasabah sebagai mitra.

Kisah inspiratif bermula ketika para ibu anggota Pembinaan Kelompok Kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (Poktan PKK) RT 17 kelurahan Damai Baru, Balikpapan Selatan menginisiasi gerakan mengumpulkan sampah rumah tangga. Sampah yang bernilai ekonomis kemudian dijual kepada pengepul antara 3 sampai 4 bulan sekali.

Jelang penilaian lomba Clean, Green and Healthy (CGH) inisiasi Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan sekitar Oktober 2022, semangat Poktan PKK RT 17 kelurahan justru berhenti.

Melihat kondisi tersebut, Amintri ingin menghidupkan kembali kegiatan tersebut pada Mei 2023. Konsisten dengan perjuangannya, Ketua Poktan PKK RT 17 itu kemudian mendapat Surat Keputusan (SK) pembentukan Bank Sampah Unit (BSU) Selaras Alam dari kelurahan. Inilah momentum titik balik Gerakan pengelolaan sampah tersebut.

“Awalnya sampah dikumpulkan setiap pekan memanfaatkan teras rumah saya sendiri. Mulai dari 0 nasabah, hingga saat ini mencapai 58 nasabah,” sebut Amintri baru-baru ini.

Upaya Amintri melalui BSU Selaras Alam-nya mendapat atensi PLN UIP KLT hingga bersedia memberikan pendampingan agar terus konsisten dalam kegiatan positif.

Bantuan simultan pun mengalir kepada BSU Selaras Alam. Mulai dari alat tulis kantor sampai buku tabungan. Selanjutnya BSU mendapat timbangan, 5 unit komposter anaerob, 5 unit keranjang takakura, sarung tangan, bor listrik, perangkat dan bahan pembuatan sabun.

Terbaru, bantuan fasilitas sekretariat BSU yang diserahkan awal 2024. Pendampingan dan bimbingan kepada BSU Selaras Alam berlanjut hingga saat ini.  

“Pendampingan terus dilakukan melalui pelatihan mengompos, membuat sabun, membuat ecobrick dan hal lain agar bisa profesional menjalankan usaha. Sangat luar biasa,” sambungnya.

Kini Amintri menjadi inspirasi bagi banyak pihak. Bahkan dirinya aktif diundang sebagai pembicara dan memberi pelatihan mengenai pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat, pemerintahan hingga pendidikan.

Produk kreatif hasil pemanfaatan sampah oleh BSU tak jarang dimanfaatkan dalam aksi sosial yang dilakukan. BSU Selaras Alam kini juga tak canggung untuk mengkampanyekan manfaat pengelolaan sampah kepada masyarakat luas.

“Nasabah kami saat ini ada 74 orang, dedikasi mereka tinggi. Bahkan sekali antar sampah, nasabah sampai pakai mobil saking banyaknya,” tuturnya.

BSU Selaras juga berinovasi dalam hal layanan kepada nasabahnya dengan menginisiasi program menabung sampah. Adapula menyediakan layanan ‘utang sampah’, yakni program pinjaman dana yang dibayar atau dicicil dengan sampah.

Kemudian memberikan stimulus berupa bahan pokok semisal, minyak goreng kepada nasabah yang aktif bertransaksi dengan BSU.

General Manager (GM) PLN UIP KLT, Raja Muda Siregar, mengapresiasi kemajuan pesat BSU Selaras Alam. Bukan hanya karena inisiatifnya untuk peduli terhadap keberlanjutan lingkungan, tapi juga mampu memberi efek positif bagi masyarakat banyak.

Utamanya keberhasilan dalam mengangkat perekonomian masyarakat melalui pengelolaan sampah.

“Harapan kami, sejalan dengan Pemerintah bahwa permasalahan tumpukan sampah dapat teratasi dengan adanya Bank Sampah Unit,” ungkap Raja.

Lebih lanjut dipaparkan, dalam kurun dua tahun PLN UIP KLT memberi pendampingan program, BSU binaan terus berkembang dan inovatif. Per Maret 2024, 4 BSU yang menjadi mitra PLN UIP KLT kini total menghimpun 240 nasabah.

Mitra binaan tersebut juga berhasil mengurangi 12,36 Ton sampah anorganik. Pelatihan yang diberikan kepada BSU binaan juga telah memacu untuk berinovasi mengenai pengelolaan sampah.

“Yang menarik, aktivitas pengelolaan sampah tidak sampai pada jenis anorganik, tapi juga organik sehingga tidak ada sampah yang akan terbuang sia-sia,” demikian dia.