metroikn, SAMARINDA — Pelaksanaan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) dengan sistem zonasi di Kota Samarinda kembali menjadi sorotan. Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Novan Syahronie Pasie, menilai masih banyak persoalan teknis yang muncul setiap tahun ajaran baru, khususnya terkait daya tampung sekolah dan pemerataan siswa.
Menurut Novan, banyak calon peserta didik gagal diterima di sekolah pilihan utama karena kuota terbatas, sehingga terpaksa mendaftar ke sekolah terdekat meski bukan pilihan awal.
“Awalnya mereka tidak diterima di sekolah pilihannya, akhirnya mendaftar di sekolah terdekat. Ini harus jadi bahan evaluasi bersama, terutama soal daya tampung dan persebaran siswa,” ungkap Novan, Rabu (9/7/2025).
Ia menegaskan, meskipun prinsip zonasi dibuat untuk pemerataan pendidikan, penerapannya di lapangan belum optimal. Ketimpangan jumlah pendaftar di sekolah favorit dan non-favorit masih mencolok.
“Zonasi itu prinsipnya bagus, tapi pelaksanaannya perlu terus diperbaiki. Kalau tidak, sekolah favorit tetap akan kelebihan peminat, sementara sekolah lain kekurangan,” tambah politisi Partai Demokrat itu.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda, Asli Nuryadin, memastikan proses SPMB tetap berjalan sesuai mekanisme yang berlaku secara transparan. Ia juga membantah isu adanya praktik “titipan” siswa di sekolah tertentu.
“Kami pastikan tidak ada pemaksaan kehendak. Kalau pun ada permintaan, kami arahkan ke sekolah yang masih punya kursi kosong,” tutup Asli. (adv/metroikn)