metroikn, SAMARINDA – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia (RI) di Samarinda tahun ini tidak memberi keuntungan besar bagi usaha penyewaan baju tradisional.
Nooraini (47), pemilik usaha penyewaan kostum adat Dayak di Jalan Bengkuring Raya 1, mengaku mengalami penurunan permintaan cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Lebih sepi dari tahun lalu. Mungkin karena 17 Agustus tahun ini jatuh di hari Minggu, jadi tidak seramai waktu ada pawai pembangunan,” kata Nooraini, Selasa (19/8/2025).
Usaha keluarga yang diberi nama Anggun Salon itu memiliki sekitar 50 set pakaian adat Dayak, mulai dari suku Kenyah, Tunjung, hingga Bahau. Namun, pada momentum HUT RI kali ini hanya sekitar 10 set yang berhasil disewa. Tahun lalu, hampir seluruh koleksi habis dipinjam hingga harus melalui sistem booking.
Harga sewa kostum yang ditawarkan berkisar Rp150 ribu hingga Rp300 ribu per set, sementara untuk pembelian bisa mencapai Rp500 ribu hingga Rp1,7 juta, tergantung tingkat kerumitan. Koleksi tersebut dilengkapi aksesori tradisional seperti kalung, topi, dan keranjang. Mayoritas merupakan hasil karya tangan ibunya yang berasal dari suku Dayak Kenyah.
Nooraini menilai menurunnya penyewaan juga dipengaruhi oleh semakin banyaknya pengrajin dan pelaku usaha baru di bidang serupa.
Meski demikian, ia bersyukur masih ada pelanggan setia, terutama dari kalangan anak-anak TK yang secara rutin menyewa untuk kegiatan sekolah.
“Kalau anak TK, biasanya tiap bulan ada yang sewa dua sampai tiga pasang,” ujarnya.
Selain melayani permintaan lokal, produk baju adat milik keluarga Nooraini juga dipasarkan ke luar daerah bahkan hingga Malaysia. Sejumlah pedagang di kawasan Citraniaga Samarinda menjadi pelanggan tetap yang membeli untuk dijual kembali.
Meski sepi pada Agustus ini, Nooraini tetap optimistis permintaan akan meningkat di momentum lain, seperti peringatan Hari Kartini, serta bulan Juli dan Desember yang biasanya ramai dengan kegiatan masyarakat.