metroikn, SAMARINDA — Kekurangan guru kini menjadi persoalan serius di Kota Samarinda, meski daerah ini berada di kawasan penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang tumbuh pesat. Ironisnya, setiap tahun puluhan guru memasuki masa pensiun, namun pengganti yang direkrut tidak sebanding dengan kebutuhan di lapangan.
Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menyebut krisis tenaga pendidik ini sebagai ancaman nyata bagi keberlangsungan pendidikan. Ia menilai persoalan ini tidak sekadar soal jumlah, tetapi juga menyangkut kualitas generasi mendatang.
“Bagaimana generasi muda kita mau maju kalau sekolah-sekolah masih kekurangan guru? Ini masalah serius,” ujar Novan, Rabu (9/7/2025).
Politisi Partai Golkar itu juga menyoroti perlunya sinergi antarinstansi agar kebijakan rekrutmen dan peningkatan kapasitas guru tidak berjalan sendiri-sendiri. Menurutnya, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) memiliki peran krusial dalam menyiapkan guru yang kompeten dan merata di semua sekolah.
“Koordinasi lintas lembaga harus diperkuat. Jangan sampai ada miss antara kebutuhan sekolah dengan kebijakan perekrutan atau pelatihan guru,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda, Asli Nuryadin, membenarkan bahwa kekurangan guru terjadi di sejumlah sekolah, terutama tingkat dasar dan menengah. Namun, Asli menegaskan bahwa kewenangan rekrutmen guru kini tidak lagi sepenuhnya berada di tangan dinas.
“Kami tetap mengacu pada regulasi dan mekanisme yang berlaku. Jika ada kekurangan, pasti kami laporkan dan koordinasikan dengan pihak terkait, yakni BPSDM,” jelas Asli.
Novan berharap pemerintah kota bersama DPRD dapat segera merumuskan solusi bersama agar tidak terjadi stagnasi regenerasi tenaga pendidik, sehingga mutu pendidikan di Samarinda tetap terjaga di tengah geliat pembangunan IKN. (adv/rdh)