metroikn, BALIKPAPAN — PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan menggelar kegiatan Grand Safety Talk sebagai pembuka rangkaian pemeliharaan rutin Kilang Balikpapan I. Acara yang berlangsung di Jalan 400-BPP 1 ini menandai kesiapan perusahaan dalam menghadapi pekerjaan berskala besar dan berisiko tinggi.
General Manager PT KPI Unit Balikpapan, Novie Handoyo Anto, menegaskan bahwa keberhasilan pemeliharaan tidak lepas dari komitmen semua pihak terhadap keselamatan kerja.
“Keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Kepatuhan terhadap prosedur keselamatan dan saling mengingatkan antar rekan kerja menjadi kunci sukses kegiatan ini,” ujar Novie.
Ia juga mengajak seluruh pekerja untuk kembali mengingat prinsip dasar HSSE. “Kita datang selamat, dan harus pulang selamat bersama-sama,” ucapnya, seraya mengingatkan pentingnya memahami tugas dan tidak mengabaikan aturan yang berlaku.
Kegiatan ini dihadiri jajaran manajemen, section head, perwakilan pekerja dari berbagai unit, serta perwakilan dari PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) dan para kontraktor. Dalam acara itu juga dilakukan simbolisasi pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) sebagai bentuk nyata komitmen terhadap keselamatan.
Manager Turn Around PT KPI Unit Balikpapan, Ryan Aryanto, dalam laporannya menjelaskan bahwa pemeliharaan akan berlangsung selama 33 hari, mulai 16 Juni hingga 18 Juli 2025. Pekerjaan dilakukan selama 24 jam penuh dalam dua shift kerja, melibatkan lebih dari 3.200 pekerja dari 44 kontraktor.
“Total ada 711 peralatan yang akan ditangani, mulai dari peralatan stationary, instrumentasi, rotating, hingga electrical,” ungkap Ryan.
Ia menyebutkan bahwa kesiapan tenaga kerja telah mencapai 80 persen, material 96 persen, dan kesiapan alat berat serta dokumen keselamatan seperti Surat Izin Kerja Aman (SIKA) dan Job Safety Analysis (JSA) telah 100 persen. Ryan juga menyampaikan bahwa sistem Equipment Release Card (ERC) akan digunakan untuk mencatat dan mengontrol proses pelepasan peralatan.
“Kami menargetkan seluruh proses pemeliharaan berjalan on time, on budget, on safety, dan on quality demi kilang yang lebih aman, andal, efisien, dan ramah lingkungan,” tegasnya.
Sementara itu, Vice President HSSE PT KPI, Wenny Ipmawan, dalam arahannya menekankan pentingnya membangun budaya keselamatan yang menyatu dalam keseharian.
“Keselamatan bukan hanya soal prosedur, tetapi tentang tanggung jawab terhadap diri sendiri, rekan kerja, dan keluarga yang menanti di rumah,” kata Wenny.
Ia juga mengajak semua pihak untuk aktif mencegah kecelakaan. “Jangan hanya jadi saksi. Kalau melihat potensi bahaya, segera lakukan intervensi. Banyak kecelakaan terjadi bukan karena tidak tahu, tapi karena tidak ada yang berani mencegah,” ujarnya.
Dengan nada emosional, Wenny mengingatkan bahwa setiap pekerja memiliki orang-orang terkasih yang menunggu kepulangan mereka. “Jangan sampai yang pulang bukan sosok ayah atau ibu, tapi kabar duka yang tak diharapkan,” tuturnya.
Ia menutup arahannya dengan mengajak seluruh peserta menerapkan 10 Corporate Life Saving Rules dan sistem permit to work. “Bekerja dengan aman adalah bentuk cinta terbesar untuk keluarga,” pungkasnya.