metroikn, BALIKPAPAN – Tingkat keyakinan konsumen di Kota Balikpapan pada Mei 2025 tetap berada di zona optimis. Berdasarkan survei Bank Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar 128,1, masih berada di atas ambang batas optimisme (>100), meskipun mengalami sedikit penurunan dari April 2025 yang sebesar 130,5.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi, menjelaskan bahwa optimisme konsumen ini ditopang oleh kenaikan Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) yang mencapai 124,6, meningkat dari sebelumnya 122,3. “Peningkatan ini terutama didorong oleh persepsi positif masyarakat terhadap penghasilan saat ini, ketersediaan lapangan kerja, serta kemampuan membeli barang tahan lama,” ungkapnya.
Kondisi ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Balikpapan yang tercatat tumbuh sebesar 7,97% (yoy) pada triwulan I-2025, meningkat dibanding triwulan sebelumnya (6,61% yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh sektor industri pengolahan, khususnya industri minyak dan gas, yang mengalami peningkatan produksi di Kilang Minyak Pertamina Balikpapan.
Momentum konsumsi rumah tangga juga ikut menguat, dipicu oleh aktivitas masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri, serta penyaluran tunjangan hari raya yang mendorong permintaan domestik.
“Dengan mempertimbangkan realisasi pertumbuhan pada awal tahun, perekonomian Balikpapan pada 2025 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan 2024 yang sebesar 3,23%,” kata Robi. Beberapa faktor pendukungnya antara lain peningkatan produksi kilang Pertamina pada triwulan IV, kegiatan MICE pemerintah yang kembali berjalan, penyelenggaraan acara nasional seperti HUT Dekranas ke-45, serta dampak positif dari lima paket stimulus ekonomi pemerintah.
Sementara itu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) juga mencatatkan pertumbuhan ekonomi signifikan sebesar 23,96% (yoy) pada triwulan I-2025, naik dari 21,90% pada triwulan sebelumnya. Pendorong utama pertumbuhan ini berasal dari sektor konstruksi, khususnya aktivitas pembangunan di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Pertumbuhan ekonomi PPU ke depan juga diperkirakan tetap kuat, dengan dukungan pembangunan IKN, peningkatan anggaran Otorita IKN dari Rp5,4 triliun menjadi Rp13,5 triliun, serta upaya peningkatan produksi pangan dan momentum konsumsi masyarakat,” jelas Robi.
Perkembangan sektor keuangan juga menunjukkan tren positif. Kredit perbankan di Balikpapan per April 2025 tumbuh 3,12% (yoy) menjadi Rp31,45 triliun, didorong oleh pertumbuhan kredit investasi dan konsumsi yang masing-masing naik 20,52% dan 13,29%. Kredit untuk UMKM juga mengalami peningkatan sebesar 10,53% (yoy), dengan pangsa mencapai 35,17% dari total kredit.
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh 1,47% (yoy) menjadi Rp39,30 triliun, didorong oleh pertumbuhan tabungan sebesar 5,49%. Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,14%.
Bank Indonesia juga telah menyiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp635 miliar sepanjang semester I-2025, meningkat 4% dari tahun sebelumnya. Outflow uang kartal tercatat Rp3,34 triliun, turun 23% (yoy), dengan inflow hanya mencapai 7% dari total outflow.
Di sisi lain, edukasi masyarakat terhadap uang Rupiah terus digalakkan melalui program CBP (Cinta, Bangga, Paham Rupiah). Program ini dilaksanakan dalam berbagai bentuk seperti pelatihan guru, dongeng untuk siswa SD, dan sinergi dengan pelaku usaha pariwisata.
Perkembangan digitalisasi sistem pembayaran juga mencatat capaian menggembirakan. Realisasi volume transaksi QRIS hingga April 2025 mencapai 11,84 juta transaksi atau 49,30% dari target tahunan. Sementara itu, penambahan merchant baru QRIS telah mencapai 91,13% dari target 24.265 merchant.
Sebagai bagian dari dukungan terhadap UMKM, KPwBI Balikpapan menggelar pelatihan digitalisasi dan onboarding usaha pada 5–7 Mei 2025 yang diikuti oleh 70 UMKM se-Kalimantan Timur. Kegiatan ini dilanjutkan dengan program pendampingan untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha.
“Bank Indonesia terus mendorong penguatan ekonomi daerah melalui stabilitas makroekonomi, literasi keuangan, penguatan sistem pembayaran, dan dukungan terhadap UMKM,” tutup Robi Ariadi.