metroikn, PENAJAM – Penanganan kemiskinan ekstrem terletak pada komitmen yang kuat, strategi yang komprehensif, serta kemampuannya dalam menggerakkan berbagai sumber daya dan pemangku kepentingan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrem di daerah.
Di Penajam Paser Utara (PPU), berkat intervensi program yang disusun Penjabat (Pj) Bupati PPU Makmur Marbun, masalah kemiskinan ekstrem bisa dipangkas. Hal tersebut disampaikan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Kabupaten (Setkab) PPU Nicko Herlambang.
“Dari capaian sepuluh bulan kinerja Pj bupati PPU, terlihat beberapa dorongan yang naik secara signifikan melalui intervensi program. Salah satunya, terkait dengan masalah kemisikinan ekstrem,” kata Nicko, Senin (2/9/2024).
Adapun bentuk intervensi program disebut Nicko salah satunya melalui alokasi anggaran dari Pj bupati PPU. Yang lebih besar pada di tahun ini dibandingkan pada 2023 lalu. “Perbandingannya, Perubahan APBD (P- APBD) Tahun 2023 Rp 55.690.645.645, sedangkan P-APBD Tahun 2024 Rp 100.191.655.839. Begitu pula perbandingan APBD Tahun 2023 Rp 46.313.690.600 dan APBD Tahun 2024 Rp 79.468.649.543,” ujarnya.
Di sisi lain, ada pula intervensi penanggulangan kemiskinan melalui sinergitas program pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Nicko menyebut ada tiga strategi yang komprehensif. Pertama, Strategi Pengurangan Beban Pengeluaran Masyarakat yang meliputi program bantuan sosial seperti BLT miskin ekstrem, bantuan iuran BPJS, bantuan beras, dan bantuan permakanan.
Kedua, Strategi Peningkatan Pendapatan Masyarakat yang meliputi program bantuan peralatan dan modal usaha bagi masyarakat miskin, serta mendorong pelatihan dan pemberdayaan UMKM. “Terakhir, Strategi Meminimalkan Kantong Kemiskinan yang meliputi program pembangunan infrastruktur, penyediaan air bersih, dan perbaikan rumah tidak layak huni dan penyediaan jamban sehat,” paparnya.
Dengan peningkatan anggaran hingga intervensi program tersebut, hasilnya berdasarkan data sumber Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), di mana pada 2022 lalu, jumlah penduduk miskin ekstrem di PPU mencapai 1.801 jiwa terjadi penurunan yang drastis.
“Data terkini di verval November 2023 menjadi 762 jiwa. Kemudian di verval Februari 2024 menjadi 424 jiwa. Dan saat ini menjadi hanya tersisa 79 jiwa. Ini berdasarkan surat Kemenko PMK Maret 2024. Artinya, capainnya memangkas miskin ekstrem juga cukup luar biasa di PPU,” kata Nicko. (adv)