IKN Nusantara Meningkatan Iklim Investasi di Kota Balikpapan

metroikn, Balikpapan – Keberadaan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara (Kukar) nantinya diyakini bakal meningkatkan iklim investasi di Kota Balikpapan sebagai pintu gerbang utama.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Balikpapan, Muhaimin menilai, pemindahan IKN ke Kalimantan Timur (Kaltim) sejatinya telah memberi dampak terhadap peningkatan pendapatan daerah melalui pajak hotel dan restoran.

“Kita kemarin melaksanakan kegiatan ALKI II Zone Investment Forum 2023. Dengan kegiatan ALKI II Zone Investment Forum 2023 dilaksanakan di Kota Balikpapan pada 24 hingga 29 Oktober lalu, diharapkan dapat menarik investor untuk berinvestasi,” kata Muhaimin. Senin (30/10/2023).

Sekarang ini, menurutnya, seluruh mata investor tertuju ke kota Balikpapan. Sebab peluang investasi tersebut kini berada di kota Balikpapan.

“Pemerintah Kota (Pemkot) terus berupaya bagaimana investasi itu masuk ke kota Balikpapan sebagai dampak dari IKN. Sebagai beranda utamanya atau mitra dari IKN, hal ini juga akan mendukung infrastruktur yang ada di kota Balikpapan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Balikpapan Hasbullah Helmi mengibaratkan Forum Investasi Zona Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II atau ALKI II Zone Investment Forum 2023 sebagai supermarket investasi.

Helmi mengungkap, ada 150 investor dalam dan luar negeri yang menghadiri forum investasi tersebut. Selain itu, dari sisi pemerintahan, ada 11 provinsi dan 188 kabupaten-kota di kawasan ALKI II yang hadir dalam forum.

“Kegiatan ini bertujuan sebuah kegiatan yang mengundang para investor dan daerah-daerah yang ada di sekitar ALKI II. Istilahnya, kami buat supermarket investasi, jualan bersama, tidak lagi masing-masing daerah membuka jualan sendiri,” terang Helmi.

Kemudian, Ia mengatakan, sekitar 15 proyek yang ditawarkan para peserta dalam forum ini. Belasan proyek tersebut dipastikan telah dilengkapi dengan dokumen Investment Project Readi to Offer (IPRO). Artinya, penawaran-penawaran tersebut telah terverifikasi sebagai proyek yang tidak memiliki celah masalah, memiliki perhitungan bisnis yang jelas (akuntabel), bankable, sehingga dipastikan clean and clear secara persyaratan administratif.

“Ada 15 project yang ditawarkan peserta pada investor yang mengikuti business matching. Mereka melihat pemaparan 15 IPRO yang terbagi dalam tiga sesi. Setelah bisnis matching, ada one on one meeting atau semacam table top, pertemuan private,” urainya.

Menurut Helmi, secara total, ada 14 kabupaten-kota peserta yang penawarannya telah dilengkapi dokumen IPRO. Sementara, dalam daftar investor, datang dari Jepang, Republik Korea, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *