metroikn, PENAJAM – Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memiliki potensi wisata alam yang besar, namun masih menghadapi berbagai kendala, terutama terkait dengan fasilitas umum yang belum memadai dan belum merata.
Kepala Bidang Pariwisata dan Pemasaran Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU, Juzlizar Rakhman, mengungkapkan bahwa meskipun sejumlah destinasi wisata di PPU terus dikembangkan, beberapa fasilitas pendukung, seperti toilet dan gazebo, masih belum tersedia di semua objek wisata.
“Kami berupaya melengkapi fasilitas secara bertahap. Sebagai contoh, kami sudah mulai menambah toilet yang lebih representatif. Selain itu, kami juga mulai memperkenalkan atraksi wisata baru, seperti Banana Boat, meskipun masih dalam skala kecil,” kata Juzlizar dalam wawancara beberapa waktu lalu.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah kebutuhan akan lebih banyak event untuk menarik minat wisatawan. Menurut Juzlizar, event yang menarik sangat penting untuk memperkenalkan potensi wisata yang ada.
“Kami sudah merencanakan beberapa acara besar, seperti Festival 1000 Kelapa, Festival Layang-Layang, dan Festival Open Water Swimming, yang telah digelar di tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya.
Berdasarkan data Disbudpar PPU, pada tahun lalu, Pantai Tanjung Jumlai tercatat dikunjungi lebih dari 14 ribu orang dalam setahun. Bahkan, jumlah pengunjung yang tinggi sempat menyebabkan kemacetan.
“Ini menunjukkan bahwa potensi wisata kami sangat besar. Namun, untuk meningkatkan pengalaman wisatawan, kami membutuhkan dukungan melalui penyelenggaraan event-event yang lebih sering,” tambahnya.
PPU juga memiliki potensi wisata bahari yang menarik, meski masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Selain wisata pantai, wisata mangrove menjadi unggulan di kawasan ini. “Kami berharap bisa mengembangkan destinasi wisata lain, seperti gusung yang cocok untuk diving, serta kawasan wisata air di Batubara, Kelurahan Gersik,” ujar Juzlizar.
Juzlizar juga menyoroti keberhasilan event sebelumnya, seperti rekor MURI minum kelapa bersama dan open water swimming, yang telah dilaksanakan beberapa kali. Namun, dia berharap lebih banyak event serupa dapat kembali digelar, termasuk Festival Gilang Benuo Taka yang kini telah berubah menjadi PPF (Penajam Paser Utara Festival) dan tercatat dalam kalender event nasional.
“Dengan dukungan dari Komisi II DPRD PPU dan pihak terkait lainnya, kami berharap event-event tersebut dapat lebih sering diadakan, setidaknya sekali dalam sebulan. Tentunya, ini harus didukung dengan anggaran yang cukup agar kegiatan berjalan lancar,” tutupnya. (adv/metroikn)