metroikn, PENAJAM – Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menerapkan teknologi irigasi terbaru, yaitu sistem sprinkler butterfly rotary (SMBR). Teknologi irigasi smart farming atau pertanian pintar yang juga dikenal sebagai kincir putar tersebut merupakan bagian dari upaya Dinas Pertanian PPU untuk menyukseskan ketahanan pangan daerah.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian PPU, Gunawan mengungkapkan, PPU saat ini tengah mengembangkan sebuah sistem lahan lahan pertanian yang terintegrasi. Di mana salah satu metode untuk meningkatkan produksinya adalah sistem sprinkler butterfly.
“SMBR ini adalah novasi yang bertujuan meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan menghadapi tantangan perubahan iklim. Sistem yang juga dikenal sebagai kincir putar tersebut, adalah bagian upaya kami menjaga ketahanan pangan di PPU,” sebut Gunawan kepada awak media belum lama ini.
Irigasi dengan SMBR lanjut Gunawan, menggunakan pemutar air berbentuk kupu-kupu untuk menyiram tanaman, serta untuk pemupukan, pengobatan tanaman, dan menjaga kelembaban tanah serta unsur hara. Teknologi ini dilengkapi dengan sensor otomatis yang mengatur aliran air sesuai kebutuhan tanaman.
Gunawan menerangkan, Kementerian Pertanian telah meminta percepatan penerapan teknologi ini. Namun, kondisi pertanian di PPU saat ini masih terkendala oleh tanaman padi yang belum panen.
“Teknologi ini direncanakan akan diterapkan pada akhir September 2024. Dengan fokus pada Musim Tanam (MT) Ketiga. Nantinya, penerapan irigasi SMBR diharapkan dapat mengoptimalkan lahan untuk tanaman cabai rawit dan bawang merah. Kami sedang dalam tahap perencanaan,” bebernya.
Dengan penerapan teknologi irigasi SMBR, upaya pemerintah PPU untuk menjadikan Benuo Taka, sebutan PPU sebagai pusat produksi pertanian modern dan berkelanjutan. Dan dengan teknologi ini, diharapkan efisiensi penggunaan air dan kesejahteraan petani di PPU akan meningkat secara signifikan.
“Teknologi ini menjadi contoh di Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) dan mendukung transisi produksi pangan yang lebih efisien,” pungkasnya. (adv)