metroikn, PENAJAM – PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) kembali menyelenggarakan sosialisasi pengenalan tanaman invasif dan upaya pelestarian keanekaragaman hayati. Sosialisasi ini menjadi bagian dari Program Biodiversity Area Lawe-Lawe yang digagas PT KPB untuk meningkatkan kesadaran kolektif terhadap ancaman spesies invasif yang dapat mengganggu kelestarian ekosistem.
Kegiatan berlangsung di Petung, Kabupaten Penajam Paser Utara, pada Selasa (23/9) ini melibatkan pekerja PT KPB serta masyarakat sekitar Area Project EPC Lawe-Lawe Facilities. Program tersebut terselenggara atas kolaborasi antara PT KPB dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Timur dan pemerintah Kelurahan Saloloang, Kelurahan Girimukti, serta Kelurahan Lawe-Lawe.
Vice President (VP) Legal & Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menegaskan bahwa isu pelestarian lingkungan telah menjadi prioritas. Menurutnya, pengendalian tanaman invasif merupakan bagian penting dalam memastikan keberlanjutan ekosistem. “Keberadaan tanaman invasif adalah ancaman bagi keanekaragaman hayati. Melalui sosialisasi ini, kami ingin mengajak masyarakat bersama-sama menjaga lingkungan. Bagi kami, upaya pelestarian bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi juga memastikan keberlanjutan ekosistem bagi generasi mendatang,” jelas Asep.
Tanaman invasif merupakan jenis tumbuhan yang masuk ke suatu ekosistem dan berkembang pesat sehingga mendesak keberadaan spesies lokal. Jika tidak dikendalikan, keberadaan tanaman invasif dapat menurunkan produktivitas lahan, merusak keseimbangan ekosistem, bahkan mengancam keanekaragaman hayati.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Kalimantan Timur, Bambang Hari Trimarsito, menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan kegiatan ini. Menurutnya, edukasi menjadi kunci dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati.
“Kami berterima kasih kepada Kilang Pertamina Balikpapan yang telah memfasilitasi penyampaian materi mengenai pengenalan jenis-jenis tanaman invasif yang menjadi perhatian kami dalam pengelolaan keanekaragaman hayati. Harapannya, informasi ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan menjadi perhatian bersama dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia,” tutur Bambang.
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan secara interaktif dan partisipatif agar seluruh materi dapat dipahami dengan baik oleh peserta. Narasumber dari BKSDA Provinsi Kalimantan Timur hadir untuk memberikan pemaparan utama. Materi yang dibawakan mencakup pengertian tanaman invasif, mekanisme penyebarannya, dampak negatif yang ditimbulkan, hingga strategi pengelolaan yang dapat dilakukan baik di tingkat individu maupun komunitas.
Inisiatif ini sejalan dengan komitmen PT KPB dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada aspek pelestarian ekosistem darat. Keberhasilan proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe harus seiring dengan keberhasilan menjaga kelestarian lingkungan.
Senada dengan Bambang, Kepala Seksi Pemerintahan Desa Girimukti, Indah Ratnasari, menilai kegiatan ini membawa manfaat langsung bagi masyarakat sekitar. “Kami berterima kasih atas kegiatan ini yang menambah pengetahuan masyarakat terkait tanaman invasif. Semoga ke depannya PT KPB terus berbagi ilmu dan pengetahuan sehingga masyarakat kami semakin berdaya,” pungkas Indah.