metroikn, SAMARINDA — Kota Samarinda kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Pada Kamis (10/7/2025), Kota Tepian secara resmi menerima undangan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk berpartisipasi dalam forum diskusi internasional daring bertajuk “Tata Kelola dan Pembiayaan Multilevel: Bagaimana VLR dan VSR Membingkai Ulang Desentralisasi dan Implementasi Kolektif SDGs.”
Undangan ini menjadi pengakuan global atas komitmen dan langkah strategis Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Forum ini membahas peran penting pemerintah daerah melalui pendekatan Voluntary Local Review (VLR) dan Voluntary Subnational Review (VSR) sebagai instrumen sinergi pusat-daerah dalam mempercepat implementasi SDGs.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengungkapkan apresiasi atas kepercayaan tersebut. “Ini bukti bahwa komitmen pembangunan berkelanjutan kita diakui dunia,” ungkapnya. Samarinda pun menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang tampil aktif dalam sesi diskusi internasional ini.
Dalam sesi pertama yang dimoderatori Fernando Ortiz Moya dari IGES, Andi Harun hadir bersama pembicara lain seperti Oliver Peters (Jerman) dan Mara Cossu (Italia). Ia memaparkan lima misi utama RPJMD Samarinda 2030, di antaranya pengentasan kemiskinan melalui program Probebaya, penguatan layanan kesehatan, target kota berkelanjutan dengan skema 100-0-100, aksi iklim, dan kemitraan global lintas aktor.
Tak hanya itu, Andi juga memaparkan tantangan di lapangan, mulai dari keterbatasan anggaran, kesenjangan kapasitas, hingga urbanisasi cepat. Empat pilar strategis disiapkan untuk menjawab tantangan ini, yakni kemitraan, partisipasi masyarakat, inovasi, dan tata kelola daerah yang kuat dengan pendekatan pentahelix.
“Kami meningkatkan sistem data lokal, bekerja sama dengan BPS dan universitas, serta mengakses pendanaan iklim seperti Dana Adaptasi,” jelasnya.
Salah satu capaian penting yang turut dipamerkan adalah Samarinda menjadi sedikit kota di dunia yang sudah menyusun dan melaporkan VLR secara mandiri sebagai wujud transparansi.
Andi juga menegaskan transformasi digital dan reformasi birokrasi di tingkat akar rumput sebagai arah pembangunan ke depan. “Pemerintah harus hadir tidak hanya fisik, tapi juga digital. Ini tuntutan zaman dan kami menjawabnya,” pungkasnya.
Dengan partisipasi di forum global ini, Samarinda tidak hanya mengharumkan nama Indonesia, tetapi juga menunjukkan keseriusan menjalankan pembangunan berkelanjutan yang inklusif, transparan, dan berbasis kolaborasi.