DLHK Kukar Kaji Lokasi TPA Baru, Siapkan Solusi Pengelolaan Sampah yang Lebih Modern dan Ramah Lingkungan

metroikn, TENGGARONG – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tengah melakukan kajian intensif untuk pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah baru di wilayah Tenggarong. Langkah ini merupakan bagian dari solusi jangka panjang atas persoalan keterbatasan kapasitas TPA Bekotok yang sudah menua, sekaligus menjawab tantangan peningkatan volume sampah seiring pertumbuhan penduduk.

Sekretaris DLHK Kukar, Taufiq, menjelaskan bahwa kajian melibatkan tim teknis, pemerintah daerah, hingga partisipasi masyarakat. Tiga lokasi tengah dipertimbangkan secara serius, yaitu Desa Rapak Lambur, Kelurahan Jabah, dan Loa Ipuh Darat.

“Kami tengah mengkaji lokasi TPA baru dengan memperhatikan aspek lingkungan dan jarak dari permukiman. TPA Bekotok sudah mendekati kapasitas maksimal, sehingga perlu solusi permanen yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Taufiq, Jumat (4/4/2025).

Ketiga lokasi tersebut dinilai memiliki keunggulan berupa luasan lebih dari 5 hektar serta letak geografis yang cukup jauh dari permukiman warga. Salah satu kandidat kuat adalah Loa Ipuh Darat, yang dipandang memiliki kondisi lahan paling ideal untuk pembangunan.

Berbeda dengan sistem open dump di TPA sebelumnya, TPA baru akan mengadopsi sistem controlled landfill, yakni sistem penimbunan sampah dengan kendali teknis, yang lebih ramah lingkungan dan efisien.

“Sistem ini akan dilengkapi fasilitas saluran lindi, drainase, pengelolaan gas metana, hingga pos operasional. Alat berat juga akan digunakan untuk pemadatan dan penutupan sampah dengan tanah secara rutin,” lanjut Taufiq.

DLHK Kukar menargetkan, setelah kajian selesai, pembangunan akan dimulai dengan tahap land clearing. Jika memungkinkan, proses ini tidak akan membutuhkan pembebasan lahan dari masyarakat.

Sejalan dengan pembangunan TPA baru, DLHK Kukar juga mengembangkan program TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) untuk menangani sampah sejak dari sumbernya. Program ini diharapkan mendorong masyarakat memilah sampah rumah tangga agar yang masuk ke TPA bisa diminimalkan.

“Melalui TPS3R, kita ingin masyarakat lebih aktif dalam memilah sampah. Banyak sampah memiliki nilai ekonomis dan bisa dikelola lebih lanjut. Ini bukan hanya mengurangi beban TPA, tapi juga bisa menjadi sumber pendapatan,” terang Taufiq.

DLHK Kukar menegaskan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya urusan teknis, tetapi juga menyangkut partisipasi dan kesadaran kolektif. Karena itu, masyarakat akan terus dilibatkan dalam proses pembangunan dan operasional TPA.

Dengan pendekatan yang menyeluruh dan kolaboratif, DLHK Kukar optimis pengelolaan sampah di masa depan akan lebih baik, berkelanjutan, dan tidak mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar. (adv/metroikn)