metroikn, TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) terus berupaya menghadapi ancaman gagal panen dan potensi krisis pangan dengan mengimplementasikan program lumbung pangan. Melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pemkab Kukar menyalurkan 10 ton padi ke berbagai kecamatan untuk memperkuat cadangan pangan desa yang dikelola oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Evi Violidhan, menyatakan bahwa program ini merupakan langkah antisipasi terhadap situasi darurat seperti paceklik atau gagal panen yang dapat dipicu oleh cuaca ekstrem.
“Bantuan ini bertujuan untuk memastikan setiap desa memiliki cadangan pangan yang cukup, yang bisa digunakan saat kondisi darurat. Dengan lumbung pangan yang aktif, desa tidak akan sepenuhnya bergantung pada pasokan dari luar,” jelas Evi, Selasa (4/3/2025).
Keberadaan lumbung pangan di desa sangat vital untuk ketahanan pangan daerah, terutama bagi wilayah yang sering mengalami ketidakpastian hasil panen. Sistem pengelolaan yang diterapkan memungkinkan petani untuk meminjam gabah dari lumbung dan mengembalikannya setelah panen, sehingga stok pangan dapat terjaga sepanjang tahun.
Selain sebagai langkah darurat, lumbung pangan juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan desa terhadap impor beras dari luar daerah. Dengan pengelolaan yang baik, desa bisa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
Sebagai upaya untuk menjaga keberlanjutan program, Pemkab Kukar berencana mengalokasikan 10 ton gabah setiap tahun sebagai cadangan strategis. Ini dilakukan agar lumbung pangan tetap terisi dan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan tanpa kekosongan stok.
Dengan skema ini, Pemkab Kukar optimistis program lumbung pangan dapat mengurangi dampak gagal panen, menjaga stabilitas harga pangan, dan memperkuat kemandirian ekonomi desa. “Dengan lumbung pangan, desa akan lebih siap menghadapi musim paceklik, dan petani tidak perlu khawatir akan kesulitan pangan,” tutup Evi. (apr/metroikn)