metroikn, SAMARINDA — Inovasi pengelolaan sampah bertajuk “Kutiga” (Kupilah, Kupilih, Kuolah) yang diinisiasi Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Andriansyah, mulai menunjukkan geliat partisipasi warga. Menariknya, program ini tak hanya menyasar aspek teknis pengolahan sampah, tetapi juga menitikberatkan pada peran aktif ibu rumah tangga sebagai garda terdepan dalam proses pemilahan.
Menurut Andriansyah, keterlibatan masyarakat—khususnya kaum perempuan—menjadi kunci penting keberhasilan program Kutiga dalam jangka panjang. Ia kerap mengajak warga, terutama para ibu, untuk terjun langsung ke lapangan guna melihat proses pengelolaan sampah di bank sampah.
“Saya sering ajak mereka ke lokasi bank sampah. Tujuannya supaya mereka langsung melihat prosesnya, jadi lebih mudah dipahami daripada hanya mendengar cerita,” kata Aan, sapaan akrabnya, Jumat (18/7/2025).
Sebagai kelanjutan dari edukasi lapangan tersebut, Aan juga mengungkapkan rencana pihaknya untuk menggelar studi banding ke dua lokasi bank sampah yang dinilai berhasil menjalankan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat, yaitu Bank Sampah Silopales dan Bank Sampah Plamboya di kawasan Sungai Siring.
Langkah ini bertujuan untuk memberikan inspirasi sekaligus pengalaman praktis bagi para relawan dan peserta program Kutiga agar dapat meniru model yang telah terbukti efektif.
“Dengan cara ini, kami ingin membangun budaya pemilahan sampah yang konsisten dan berkelanjutan,” pungkas politisi dari Partai Demokrat tersebut.
Melalui gerakan berbasis edukasi, partisipasi, dan transfer pengetahuan seperti ini, program Kutiga diharapkan tak hanya sekadar menjadi slogan, tetapi bisa tumbuh menjadi kebiasaan baru warga Samarinda dalam menjaga kebersihan lingkungan sekaligus menciptakan nilai ekonomis dari sampah rumah tangga. (adv/metroikn)