Kredit Konsumsi Melonjak, BI Pastikan Stabilitas Keuangan Balikpapan Tetap Terjaga

metroikn, BALIKPAPAN – Stabilitas sistem keuangan di Kota Balikpapan tetap terjaga dengan baik hingga Maret 2025. Hal ini ditunjukkan oleh kinerja perbankan yang mencatatkan pertumbuhan positif pada sisi penyaluran kredit dan penghimpunan dana masyarakat (DPK).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi, mengungkapkan bahwa kredit perbankan yang berlokasi di Balikpapan tumbuh sebesar 3,15 persen (yoy) pada Maret 2025, membalikkan tren negatif pada Februari yang tercatat kontraksi sebesar minus 2,73 persen.

“Pertumbuhan ini menjadi sinyal positif bahwa aktivitas ekonomi masyarakat mulai menggeliat, terutama dari sisi konsumsi,” ujar Robi.

Kredit konsumsi menjadi pendorong utama pertumbuhan dengan kenaikan signifikan sebesar 13,28 persen (yoy). Sementara itu, kredit modal kerja juga menunjukkan perbaikan meskipun masih mencatat kontraksi sebesar 4,30 persen (yoy), jauh membaik dibanding penurunan 19,79 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Dari sisi sektoral, kredit di Balikpapan masih didominasi oleh sektor perdagangan dengan pangsa 15,71 persen dan sektor pertanian sebesar 11,79 persen.

Di sisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tetap tumbuh sebesar 0,20 persen (yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan tabungan sebesar 5,83 persen (yoy) dan deposito sebesar 1,47 persen (yoy). Sementara itu, giro mengalami kontraksi sebesar 8,18 persen (yoy), yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas belanja pemerintah daerah pada Maret 2025.

“Pertumbuhan DPK yang tetap positif mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan tetap terjaga, walaupun ada tekanan musiman dari sisi pengeluaran pemerintah,” jelas Robi.

Risiko pembiayaan juga terpantau aman. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan di Balikpapan tercatat sebesar 2,13 persen, sedikit naik dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 2,12 persen, namun masih berada dalam ambang batas sehat.

“Bank Indonesia akan terus memantau dan menjaga stabilitas sistem keuangan, termasuk mendorong intermediasi perbankan agar semakin kuat dan inklusif,” tutup Robi.