metroikn, Balikpapan – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan dan PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) menggelar pelatihan welder atau juru las untuk masyarakat.
Pelatihan yang dilaksanakan bekerja sama dengan UPTD Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Kalimantan Timur itu resmi dibuka di Workshop Pengelasan UPTD BLKI Balikpapan, Selasa (19/9/2023).
Pelatihan diikuti 16 peserta yang lolos tahapan seleksi sebelumnya. Mereka masing-masing berasal dari Kelurahan Margasari, Kelurahan Kariangau, Kelurahan Karang Jati, Kelurahan Baru Tengah, Kelurahan Girimukti dan Kelurahan Muara Rapak.
Kasubbag Tata Usaha UPTD BLKI Balikpapan Yuni Lisdianawaty pada pembukaan pelatihan menyampaikan, kegiatan sebagai upaya mendukung program pengembangan kemitraan Pemerintah dengan dunia usaha atau industri. Ia menekankan pentingnya kemitraan kolaboratif antara BLKI dengan dunia usaha dalam link and match dunia kerja dengan industri.
“Pelatihan ini nantinya kita selenggarakan selama 40 hari dengan harapan peserta mampu mendapatkan pengetahuan dan skill yang kompeten,” terang Yuni.
Program pelatihan berlangsung dengan beberapa tahapan mulai Juli sampai September 2023. Proses awal pendaftaran peserta, kemudian seleksi berkas, tes wawancara dan tes tertulis di BLKI Balikpapan.
Kepala Disnakertrans Provinsi Kaltim Rozani Erawadi optimis pelatihan ini akan sangat bermanfaat bagi para peserta. Dengan kompetensi yang dimiliki, peserta yang lulus dapat berkontribusi untuk dunia usaha atau pemerintah.
“Kami berharap standar pelatihan ini dapat selalu diikuti para peserta. Mereka yang nantinya akan lulus dan berkompeten pasti sangat bermutu. Karena sumber daya yang berkompeten nantinya akan membantu kami mencapai visi misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur,” pasan Rozani.
Senior Manager Operation & Manufacturing (SMOM) PT KPI Unit Balikpapan Novie Handoyo Anto mengungkap, pelatihan welder atau juru las ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) pihaknya. Profesi juru las dinilai sulit dan mahal, karena memerlukan keahlian khusus.
Pihaknya berharap para peserta bisa mempelajari seluruh materi pelatihan hingga selesai.
“Karena keahlian yang diberikan dari pelatihan ini ke depannya sangat bermanfaat untuk masa depan perusahaan-perusahaan dan pembangunan Ibukota Negara,” kata Anto.
Profesi welder atau juru las masih acap disepelekan. Padahal upah atas keahlian pengelasan sampai sekarang sangat tinggi. Seorang juru las dapat dikatakan mahir bila telah mengantongi sertifikat kompetensi.
Anto tak menampik apabila kebutuhan juru las berkompeten bagi dunia usaha atau industri terbilang sangat tinggi. Termasuk Pertamina.
Untuk itu, kesempatan ini dinilai sebagai awal yang bagus bagi para pesertanya.
“Karakteristik teliti dan kritis juga sangat diperlukan dalam pekerjaan welding ini. Harapannya juga para peserta bisa menjaga kesehatan, pola hidup dan kontrol makanan karena welder harus mempunyai fisik yang bagus dalam pengelasan agar tetap safety,” jelasnya.
Muhammad Erfani, satu di antara peserta mengaku antusias mengikuti kegiatan ini. Ia tidak ingin menyiakan kesempatan kali ini.
“Saya termotivasi atas penyampaian bapak dan ibu. Pelatihan welder ini tidak akan saya sia-siakan karena sudah diberikan kesempatan untuk menjadi peserta,” kata Erfani
Melalui pelatihan ini Erfani berharap dapat menjadi contoh bagi warga di lingkungan tempat tinggalnya.
“Harapan saya setelah menyelesaikan pelatihan dapat bekerja di perusahaan besar khususnya Pertamina dan dapat menjadi contoh baik bagi anak muda di Kelurahan saya yaitu Kelurahan Kariangau,” pungkasnya.
(yap/*)