Kepala Disdikbud Beber Tantangan Penerapan Mulok Bahasa Daerah di Balikpapan

metroikn, Balikpapan – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan, Irfan Taufik, menyatakan mata pelajaran muatan lokal (Mulok) bahasa daerah di Balikpapan perlu melalui ketetapan Pemerintah Provinsi.

Penerapan mata pelajaran (Mapel) bahasa daerah di Balikpapan selama ini masih menghadapi kendala. Sebagai kota majemuk, Balikpapan kini diisi beragam budaya, sehingga belum mempunyai pakem yang jelas mengenai bahasa lokal.

“Kami pernah didatangi oleh balai bahasa, dan ketika berbicara di Balikpapan bahasa apa yang akan menjadi bahasa daerah. Harus secara regulasi dari Provinsi Kaltim menetapkan bahasa daerah itu bahasa apa. Kalau di Balikpapan tidak memiliki bahasa khusus. Bahasa kutai, ya di Kutai Kartanegara, bahasa Paser di Kabupaten Paser. Ketika di Sulawesi Selatan menggunakan bahasa Sulawesi,” urai Irfan Taufik baru-baru ini.

Namun demikian, kendala tersebut tidak menghalangi upaya Disdikbud Kota Balikpapan untuk tetap menyusun materi mulok sebagai bahan ajar di sekolah-sekolah. Keragaman budaya di Kota Balikpapan justru bisa dianggap sebagai ciri khas kelokalan daerah itu sendiri.

“Hampir semua budaya ada di Kota Balikpapan. Makanya Balikpapan juga disebut sebagai miniatur Indonesia,” ujarnya.

Menurut Irfan, materi pembelajaran mulok juga bisa difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan sejarah dan cagar budaya di Kota Balikpapan. Pendekatan tersebut bisa menjadi alternatif, apalagi kota Balikpapan juga menyimpan peninggalan bersejarah dan cagar budaya yang belum banyak dikenal secara luas.

“Banyak anak-anak yang tidak mengetahui ada cagar budaya di Balikpapan seperti bunker, makam jepang dan peninggalan bersejarah lainnya,” imbuhnya.

Materi mapel mulok mengenai cagar budaya tersebut, rencananya baru bisa diterapkan pada tahun 2024 mendatang.

“Nantinya mulok akan diberlakukan di jenjang SD dan SMP,” terangnya.

Adanya mata pelajaran mulok juga diyakini bakal mengangkat keberadaan cagar budaya dan peninggalan-peninggalan sejarah di kota Balikpapan menjadi lebih bermanfaat. Dengan harapan dapat terus dijaga kelestariannya. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *