metroikn, SAMARINDA— Reformasi layanan kesehatan tidak cukup hanya dilakukan di ruang klinis. Di Kalimantan Timur, perubahan dimulai dari pendekatan berbasis komunitas.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur bersama Universitas Adelaide, Australia, mendorong integrasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ke dalam sistem pelayanan kesehatan sebagai strategi jangka panjang pencegahan penyakit.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menyebut program ini sebagai kelanjutan dari kemitraan lintas negara yang telah terbangun selama lebih dari 15 tahun, dan kini memasuki babak baru yang lebih inklusif dan berorientasi sosial.
“Kegiatan ini merupakan kelanjutan kerja sama strategis yang telah terjalin selama lebih dari 15 tahun,” ucap Jaya saat membuka Rapat Koordinasi Proyek Pengembangan PKRS di Samarinda, Kamis (3/6/25).
Menurutnya, rumah sakit perlu menjalankan fungsi yang lebih luas daripada sekadar pelayanan kuratif. Ia menekankan pentingnya menjadikan rumah sakit sebagai bagian dari komunitas yang mampu menyebarkan nilai-nilai hidup sehat.
“PKRS harus menyasar bukan hanya pasien, tetapi juga keluarga pasien, seluruh petugas rumah sakit, dan komunitas sekitar. Rumah sakit harus menjadi pusat pengaruh dalam membentuk perilaku sehat,” tegas Jaya.
Pendekatan ini dinilai krusial dalam menekan angka penyakit tidak menular, terutama kardiovaskular, yang kini menjadi salah satu beban utama sistem kesehatan.
Selama tiga hari, 2–4 Juli 2025, pelaksanaan program melibatkan serangkaian kegiatan seperti diskusi lintas institusi, observasi langsung ke area promosi kesehatan di RSUD AW Sjahranie dan RSUD AM Parikesit, serta perumusan strategi intervensi yang disesuaikan dengan kondisi sosial budaya lokal.
Kolaborasi lintas sektor pun menjadi sorotan. Selain Universitas Adelaide dan Dinas Kesehatan Kaltim, kegiatan ini turut melibatkan LPPM Universitas Mulawarman, Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kaltim, serta jajaran manajemen rumah sakit.
“Melalui semangat kolaborasi lintas sektor dan pendekatan berbasis bukti, kegiatan ini mampu menjadi titik awal penguatan PKRS di Kalimantan Timur yang lebih inklusif, aplikatif, dan berkelanjutan,” ujar Jaya.
Upaya ini menjadi langkah nyata bahwa transformasi layanan kesehatan tidak hanya dibangun dari infrastruktur dan teknologi, melainkan juga dari keterlibatan komunitas dan komitmen kolektif dalam membentuk gaya hidup sehat sejak dari lingkungan terkecil rumah dan rumah sakit.