DPRD PPU Sambut Positif Inpres Serap Gabah Petani, Sujiati: Jaga Stabilitas, Terpenting Kualitas

metroikn, PENAJAM — Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Sujiati, menyambut baik terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras Dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Menurutnya, kebijakan ini menjadi bukti nyata kepedulian pemerintah terhadap nasib petani di daerah.

“Bagus. Nah, dengan kebijakan seperti itu kan dari di Bulog enggak harus impor beras dari luar. Jadi beras di sini bisa diserap oleh Bulog,” ujar Sujiati saat ditemui, Senin (14/4/2025).

Sujiati menilai, dengan Bulog menyerap gabah petani secara langsung, petani tidak lagi direpotkan dengan kesulitan menjual hasil panen.

“Itu sangat mendukung banget. Petani kita itu sudah direpotkan masa tanam, pada saat panen terus enggak laku, kan kasihan juga. Kapan sih petani menjerit ditanggapi? Alhamdulillah saat ini petani menjerit kan ditanggapi,” ucapnya.

Peran Bulog, kata dia, sangat penting dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan nasional, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. Namun, ia juga menekankan pentingnya menjaga kualitas gabah.

“Yang jelas tetap kita memberikan pemahaman kepada petani kita menjaga kualitas. Ya kan? Karena Bulog itu harus menyimpan. Jujur, kualitas padi dan beras kita memang masih di bawah dari luar, ya. Dari Sulawesi, dari Jawa sudah luar biasa,” tuturnya.

Ia menjelaskan, kondisi lahan pertanian di PPU yang masih tergolong asam menjadi salah satu tantangan yang perlu dibenahi ke depan.

“Nah, di sini karena memang lahan kita masih lahan asam. Jadi memang perlu pembenahan-pembenahan itu untuk menjaga kualitas beras,” tambah Sujiati.

Ia juga menerangkan terkait Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen yang kini ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram, Sujiati menyambutnya dengan antusias.

“Alhamdulillah harga itu sudah sangat-sangat bagus untuk petani kita. Dari harga Rp3.000 kemudian Rp4.000 sampai Rp6.500 itu sangat menguntungkan petani kita,” terangnya.

Namun, ia kembali mengingatkan agar petani tetap menjaga standar kualitas.

“Yang penting satu ya. Harapan saya, petani juga sudah diberikan harga seperti itu, petani tetap menjaga kualitas. Jangan asal padinya juga enggak memenuhi kualitasnya tetapi memaksa dibeli. Kan kasihan juga kalau Bulog-nya rugi,” pungkasnya. (yan/metroikn)