metroikn, Balikpapan – PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU) melakukan inovasi melalui platform pembelajaran berbasis digital yang diberi label BRV, akronim ‘BISA Ruang Vokasi’.
Platform ini diakui sebagai jawaban atas tantangan upaya penyediaan sumber daya manusia (SDM) berkompeten di berbagai dunia usaha maupun industri.
Direktur Utama BISA Ruang Nuswantara (BIRU) Kristiyanto Widiyawan mengungkap, program e-learning berbasis kompetensi industri ini menggunakan pendekatan sistem virtual reality (VR) dan dapat diakses secara daring.
Adapun materi pembelajaran yang disediakan dalam sistem tersebut mengadaptasi berbagai problematika lingkungan kerja dunia nyata. Sehingga, metode ini bukan saja memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam, tapi juga meningkatkan literasi digital melalui berbagai modul dan pemanfaatan perangkat multimedia interaktif, semisal video dan simulasi virtual.
“Sistem atau teknologi ini didesain fleksibel untuk bisa mengadopsi berbagai jurusan vokasi. Saat ini BIRU masih satu-satunya yang melakukan pendekatan ini di Indonesia,” jelas Kristiyanto usai gelaran Edu Seminar bertema ‘Pembelajaran untuk Masa Depan yang Berkelanjutan’ sekaligus eksibisi bertajuk ‘BRV Learning Experience’ di Balikpapan, Rabu (6/9/2023).

Inovasi tersebut berangkat dari kecemasan dunia industri akan ketersediaan SDM terampil sekaligus berkarakter di tengah persaingan global. Mengamati kondisi tersebut, BIRU menganggap penting agar BRV diimplementasikan bagi calon pencari kerja, utamanya kelompok pelajar sekolah kejuruan.
“Pendidikan formal biasanya bersifat umum, tapi industri itu membutuhkan keterampilan khusus, keahlian yang berbeda. Nah, itulah gap yang sering dihadapi sekolah menengah kejuruan (SMK) di Indonesia,” urainya didampingi Komisaris BIRU Dian Andyasuri.
Pendek katanya, lanjut Kristiyanto, kehadiran BRV bertujuan menjembatani dunia industri dengan calon pekerja yang satu di antaranya yakni, lulusan SMK. Apalagi, BIRU turut melengkapi peserta programnya dengan sertifikasi yang diakui di level nasional (BNSP) maupun internasional.
“Nah, kalau industrinya butuh ya diambil. Mereka (peserta) juga punya sertifikat dan itu diakui di Indonesia dan global,” imbuh Kristiyanto.
Sejak diluncurkan pada 2019 lalu, BIRU telah menjalin kemitraan dengan berbagai stakeholder terkait pengembangan SDM di Kalimantan Timur (Kaltim). Mulai dari lembaga pendidikan, industri termasuk pula instansi pemerintah.
“Mitra dari sekolah ada lima, industrinya enam, dua dari instansi pemerintah. Ada 150 peserta program di Kaltim dan pertumbuhannya cukup baik. Program alat berat mendominasi, dari situ banyak siswa industri (sebutan untuk peserta BRV) yang terjun di sektor pertambangan, sipil konstruksi, perkebunan dan manufaktur karena memang daerah ini masih ditopang dari sektor itu,” bebernya.
Hingga saat ini, BIRU telah mengimplementasikan inovasinya di berbagai daerah meliputi Jawa, Sumatera (Lampung), Kalimantan Timur, hingga Sulawesi (Makassar). Untuk Kaltim, BRV hadir di Kota Balikpapan, Kabupaten Berau dan Paser.
Sebagai informasi, program pelatihan BRV berdurasi delapan bulan dengan kriteria peserta minimal jenjang pendidikan SMK semester lima atau kelas 12. Program ini juga terbuka bagi lembaga nonformal di bidang pelatihan vokasi lainnya.
BIRU terus mengembangkan BRV serta memperluas jangkauan materi pelatihan ke sektor vokasi lainnya, semisal sektor pariwisata dan perhotelan. Selain juga memperkuat kompetensi pembelajaran dengan program Bahasa Inggris, apprenticeship atau pelatihan praktis bersertifikasi internasional.
“Karena itu menjadi komitmen BIRU sebagai bagian dari Delta Dunia Makmur Group, sesuai dengan pilar perusahaan yakni bagaimana kehadiran kami memberikan dampak sosial yang luas, terutama bagi generasi mendatang,” pungkasnya.
(yap/)