Budaya Jawa Gema di Tanah Borneo, Semangat Nusantara di Panggung Kejuaraan Internasional

metroikn, SAMARINDA — Lantunan gamelan, hentakan kaki, dan gerak anggun para penari membawa penonton larut dalam suasana khas budaya Jawa bukan di Yogyakarta atau Surakarta, melainkan di panggung pembukaan 2nd East Borneo International Taekwondo Championship 2025 yang digelar di Kalimantan Timur, Kamis (17/7/2025).

Melalui pertunjukan tari kolosal bertema “Nusantara”, Sanggar Tari Borneo Etnika menghadirkan harmoni budaya dari berbagai daerah Indonesia, termasuk tarian-tarian tradisional yang kuat akar Jawanya.

Di antara mereka, tari Betawi, yang tak lepas dari pengaruh budaya Jawa urban, dan tari-tarian klasik dengan sentuhan gerak Jawa hadir sebagai simbol bahwa budaya Jawa tak hanya lestari di pulau asalnya, tetapi juga tumbuh dan dihargai di tanah perantauan.

Dalam pertunjukan yang melibatkan 60 penari ini, budaya Jawa tidak sekadar hadir sebagai tampilan artistik, melainkan sebagai simbol keterhubungan sejarah dan keberagaman etnis yang hidup berdampingan di Kalimantan Timur. Gerak lembut namun kuat, ragam kostum khas, serta narasi dalam gerakan menjadi refleksi nilai-nilai Jawa: keselarasan, keteguhan, dan spiritualitas.

Kevin Alief Pratama, sosok penari muda asal Samarinda, menjadi wajah semangat pelestarian budaya lintas generasi. Sebagai pemuda yang telah menekuni dunia tari sejak usia remaja, Kevin memilih jalan kebudayaan sebagai wadah ekspresi dan perlawanan terhadap stigma.

“Budaya Jawa itu hidup dalam diri saya sejak kecil. Saya bukan orang Jawa, tapi saya cinta geraknya, maknanya, nilai filosofinya,” ujar Kevin.

Ia mengaku bahwa tarian yang bernuansa Jawa justru menjadi titik tolaknya dalam mencintai seni tradisional.

Tak heran, jika dalam setiap penampilannya, Kevin kerap menyisipkan unsur klasik Jawa yang ditransformasikan ke dalam karya lintas daerah. Termasuk dalam pertunjukan ini, yang juga memuat elemen tortor Batak, Papan Dendam Sulawesi, hingga tari Papua.

Latihan intensif selama seminggu dan produksi kostum hanya dalam dua hari tidak menjadi penghalang. Semangat pelestarian budaya menjadi bahan bakar utama.

“Kami percaya, budaya tak punya batas wilayah. Budaya Jawa di Borneo bukan barang asing. Ia menjadi bagian dari mozaik besar Nusantara,” tutur Kevin.

Panggung seni dalam ajang olahraga internasional ini membuktikan bahwa budaya adalah bahasa universal. Di tengah sorak-sorai kompetisi taekwondo, kehadiran tarian bernuansa Jawa dan budaya daerah lain menunjukkan bahwa kekayaan Indonesia tidak hanya pada prestasi, tetapi juga pada warisan tak ternilai budayanya.

Lebih dari sekadar hiburan, pertunjukan ini menjadi panggilan kolektif untuk mencintai dan merawat budaya leluhur, di mana pun berpijak. Dan Kalimantan Timur tanah dengan keanekaragaman etnis dan budaya membuktikan dirinya sebagai tuan rumah yang bukan hanya menyambut dunia, tapi juga merayakan jati diri bangsa.