metroikn, Tenggarong – Pabrik smelter nikel di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dilaporkan terbakar pada Rabu (11/10/2023) sore.
Kabarnya lagi, seorang tenaga kerja asing menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Informasi mengenai kebakaran di pabrik yang baru diresmikan Gubernur Kaltim Isran Noor pada September lalu itu menyebar cepat di berbagai kanal sosial media (sosmed).
Video yang beredar memperlihatkan kobaran api pada bagian atas pabrik tersebut. Seketika pula rekaman-rekaman video amatir itu menjadi viral.
Lurah Pendingin Dayat saat dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa yang viral. Menurut laporan yang diterimanya, kobaran api pertama membesar di bagian tungku pembakaran pabrik.
Dikatakannya lagi, api dengan cepat membesar tanpa didahului adanya bunyi seperti ledakan. Sedangkan satu orang yang mendapat perawatan instensif yakni pekerja asal China.
“Tidak ada bunyi ledakan. Tapi, ada satu WNA China yang mengalami luka bakar,” ucapnya.
Hingga Rabu malam, belum diketahui pasti dampak keselurahan peristiwa tersebut, terlebih data korban jiwa. Namun, insiden telah diselidiki oleh pihak terkait.
Sebagai informasi, pabrik smelter nikel tersebut dikelola PT Kalimantan Ferro Industri (KFI).
KFI resmi didirikan 26 November 2021, paska pengesahan Undang Undang Nomor 03 tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
KFI menandatangani kontrak Perjanjian jual-beli Tenaga Listrik (PJBTL) sebesar 800MW dengan PLN Persero pada tanggal 31 Desember 2021 yang menjadi milestone pertama pabrik tersebut.
Sedangkan sistem kelistrikan pabrik tersambung dengan GI PLN pada 30 Agustus 2023 lalu, sekaligus menandai commissioning tahap pertama. Dengan kerjasama ini, KFI tidak membangun pembangkit listrik mandiri di lingkungan operasional pabrik.
Sejak peletakan batu pertama, 25 Januari 2022, KFI telah menggelontorkan investasi sebesar Rp5 triliun untuk proyek pengolahan nikel itu. Dalam pelaporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) quartal II tahun 2023, mencatat investasi berjumlah Rp2,7 triliun.
Pabrik itu juga sejauh ini telah memberdayakan sekitar 1.700 tenaga lokal. KFI masih terus melakukan perekrutan meliputi 6 Kelurahan dan 2 Kecamatan di sekitar Palaran dan Samarinda Kota.
Pabrik ini juga merekrut tenaga kerja asing berjumlah sekitar 250 pekerja. Mereka difokuskan pada tenaga ahli pembangunan dan level managerial untuk pengoperasian pabrik.
Dalam operasionalnya, KFI mengantongi Surat Keterangan Kelayakan Lingkungan (SKKL) dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
KFI juga memperkenalkan teknologi RKEF baru yang lebih ramah lingkungan, mengingat sebenarnya hanya 2 (dua) line yang baru bisa beroperasi dari 18 (delapan belas) line yang akan didirikan.