metroikn, SAMARINDA – Aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Senin (1/9), berakhir ricuh. Sejak siang, ribuan massa berkumpul menyuarakan aspirasi, namun situasi memanas hingga sore menjelang malam.
Kericuhan pecah ketika massa mulai melakukan pelemparan botol plastik, batu, dan sejumlah benda ke arah gedung dewan.
Aparat kepolisian yang berjaga langsung menembakkan gas air mata dan mengerahkan water cannon. Barisan polisi berperisai lengkap menutup jalan utama di depan DPRD Kaltim untuk menahan gelombang massa.
Seorang mahasiswa, Fara (22), mengaku awalnya aksi berjalan damai hingga situasi berubah.
“Kami hanya ingin tuntutan kami di penuhi, sekarang jadi kacau ketika aparat mulai membubarkan kami dengan menyebut water Canon dan gas air mata,” ujarnya.
Sementara itu, warga sekitar juga mengeluhkan dampak dari demo tersebut. Siti, pedagang di kawasan Jalan Teuku Umar, mengatakan usahanya terganggu karena akses jalan ditutup.
“pendemo sampai di depan warung, jadi terpaksa tutup lebih cepat. Kami berharap situasi segera tenang,” ungkapnya.
Pantauan di lapangan menunjukkan sampah berserakan memenuhi jalan: botol plastik, batu, hingga sisa pembakaran. Ambulans bolak-balik mengevakuasi mahasiswa dan warga yang mengalami sesak akibat paparan gas air mata.
Di sisi lain, beberapa kelompok mahasiswa bertahan di persimpangan jalan, sementara lainnya memilih duduk di trotoar memantau kondisi.
Menjelang malam, aparat terus memukul mundur massa ke arah Karang Paci dan sekitar RS Hermina. Situasi perlahan mulai terkendali, namun sisa-sisa kericuhan masih terlihat jelas, meninggalkan suasana mencekam di sekitar gedung DPRD Kaltim.
Polisi tetap bersiaga di lokasi, sementara arus lalu lintas di sekitar Jalan Teuku Umar dialihkan. Warga diminta menghindari kawasan tersebut hingga kondisi benar-benar kondusif.












