metroikn, BALIKPAPAN — Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Kaltim Teluk mempertegas kesiapan sistem kelistrikan melalui simulasi Business Continuity Plan (BCP) penanganan kebakaran di area HSD Tank, Kamis (4/12/2025). Kegiatan ini digelar untuk memastikan seluruh tim mampu merespons cepat potensi gangguan yang dapat mengancam pasokan listrik di Kalimantan.
Simulasi dirancang menyerupai kondisi lapangan, dengan skenario terjadinya percikan api akibat sambaran petir di tengah tingginya curah hujan beberapa hari terakhir. Kebakaran kemudian meluas hingga area Instalasi Sistem Distribusi (ISD), menimbulkan dua korban yang harus dievakuasi dan ditangani tenaga medis.
Kegiatan yang digelar di kompleks pembangkitan tersebut melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari aparat Kelurahan Kariangau hingga tenaga medis Puskesmas Karang Joang. Sinergi lintas sektor ini dinilai penting untuk memastikan prosedur kedaruratan berjalan efektif.
Manager Unit PLN Nusantara Power UP Kaltim Teluk, Habib Muhajir, mengatakan skenario telah dipersiapkan sejak sepekan sebelumnya, termasuk peninjauan area kritis pembangkit.
“Curah hujan tinggi membuat potensi sambaran petir meningkat. Karena itu, skenario kebakaran kami sesuaikan dengan kondisi aktual agar latihan benar-benar relevan,” jelas Habib.
Menurutnya, seluruh rangkaian simulasi berjalan lancar. Tim berhasil mengendalikan api, mengevakuasi korban, melakukan pertolongan pertama, hingga memastikan sistem pembangkitan kembali stabil.
“Objek vital seperti pembangkit listrik membutuhkan kesiapsiagaan yang sempurna. Melalui simulasi ini, kami memastikan seluruh peralatan proteksi berfungsi optimal dan seluruh personel memahami tugasnya,” tambahnya.
Dukungan juga datang dari Pemerintah Kota Balikpapan melalui Kelurahan Kariangau. Kasi Trantib dan Lingkungan Hidup, M. Isrjad, yang hadir langsung dalam kegiatan itu, menyampaikan apresiasi kepada PLN.
“Kami berterima kasih karena simulasi ini memberi gambaran nyata bagaimana PLN mengantisipasi keadaan darurat. Latihan seperti ini penting agar dampak kejadian tidak meluas ke masyarakat,” ujarnya.
Isrjad mendorong agar simulasi dilaksanakan secara berkala dan melibatkan warga sekitar, terutama karena PLN Kaltim Teluk merupakan objek vital nasional.
“Kami menyarankan minimal ada penyegaran dua kali setahun. Selain meningkatkan koordinasi, ini juga membantu masyarakat agar tidak panik ketika menghadapi situasi darurat,” tambahnya.
Simulasi BCP ini sekaligus memperkuat kerja sama antarinstansi dalam menghadapi potensi bahaya di kawasan industri berisiko tinggi. PLN berharap, melalui latihan rutin, seluruh pemangku kepentingan memiliki kesiapan dan respons yang seragam saat insiden terjadi, sehingga gangguan kelistrikan dapat dicegah sejak dini.












