metroikn, Tanah Grogot – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser mengingatkan warga agar turut berpartisipasi mengurangi dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terhadap lingkungan.
Karhutla yang terjadi diakui cukup berimbas pada kualitas udara. Utamanya di sekitar wilayah munculnya titik api.
Sebagai informasi, Karhutla di Paser belum menunjukkan tanda-tanda berkurang dalam dua bulan terakhir. BPBD Paser mencatat, hingga 24 September 2023 sudah ada 415 hektar lahan terbakar.
Dampaknya, kabut asap menyelimuti beberapa lokasi di Kabupaten Paser, meski dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama. Namun demikian, kondisi tersebut diakui mengganggu aktivitas masyarakat.
Kepala DLH Kabupaten Paser Ahmad Safari mengatakan, kabut asap dampak karhutla juga dipengaruhi kondisi rendahnya curah hujan. Dalam hal wilayah Paser, makanya kondisi tersebut, kata Ahmad, hanya terjadi di spot-spot tertentu.
“Jadi memang perlu kewaspadaan semua pihak. Baik pelaku usaha perkebunanan harus bisa menjaga wilayahnya dengan kerjasama kelompok masyarakat. Misal masyarakat peduli api (MPA) mengantisipasi spot-spot kebakaran sedini mungkin,” jelasnya, Sabtu (30/9/2023).
Menurut pemantauannya, bukan hanya perusahaan, tapi sebagian masyarakat di pedesaan maupun perkotaan justru sering pula membakar sampah, serbuk gergaji atau sekam setiap harinya.
Meskipun aktivitas ini berdampak kecil, tapi apabila dilakukan secara massif dalam waktu hampir bersamaan, maka juga memberikan kontribusi besar terhadap polutan.
Mengenai dampak panas bumi atau efek rumah kaca yang akhir-akhir ini memicu peningkatan suhu di Paser, Safari mengaku hal tersebut sudah mulai terlihat di Desa Tanjung Aru, Kecamatan Tanjung Harapan.
“Masyarakat di Tanjung Harapan sudah mulai mengeluhkan abrasi pantai,” tuturnya.
Pemanasan global ini berpengaruh terhadap terhadap peningkatan volume air laut. Akibatnya, masyarakat pesisir yang merasakan dampaknya.
Bukan itu saja, beberapa jurnal menunjukkan bentuk ukuran ikan laut pun ikut mengecil. Peran serta semua pihak diakui sangat diperlukan, mengamati gejala tersebut,.
“Saya sangat senang ada kelompok peduli lingkungan. Pasti akan memberikan dampak baik terhadap keberlangsungan bumi,” pungkasnya.
(sah/yap)