metroikn, TENGGARONG – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kutai Kartanegara (Kukar) terus mendorong pengembangan budidaya kerang di Muara Badak sebagai destinasi wisata edukasi berbasis masyarakat.
Upaya ini sejalan dengan visi pembangunan pesisir yang berkelanjutan, di mana aktivitas ekonomi produktif disinergikan dengan pelestarian lingkungan dan edukasi publik.
“Budidaya kerang punya potensi besar untuk dikembangkan menjadi wisata edukasi. Ini bukan hanya memperkenalkan ekosistem laut, tapi juga memperkuat ekonomi lokal,” ujar Sekretaris DKP Kukar, Fadli, Selasa (8/4/2025).
Menurut Fadli, pendekatan ini tumbuh dari partisipasi aktif warga dan mulai menunjukkan dampak ganda. Selain menjadi sumber penghidupan, tambak kerang kini ramai dikunjungi pelajar dan wisatawan yang ingin belajar langsung proses budidaya, dari pembenihan hingga panen.
“Anak-anak sekolah sering datang untuk studi lapangan. Mereka melihat langsung bagaimana kerang dibudidayakan,” tutur Ahmad, salah satu petani kerang setempat.
Inisiatif warga didukung DKP melalui pembinaan, promosi, dan rencana penguatan branding kawasan sebagai “kampung wisata kerang.” Upaya ini juga memicu munculnya unit usaha baru seperti kuliner hasil laut, jasa perahu wisata, hingga pemandu lokal.
“Model seperti ini akan terus kami kembangkan. Jika berhasil, bisa direplikasi di wilayah pesisir lain,” tambah Fadli.
Pengembangan wisata berbasis budidaya ini dinilai mampu menciptakan ruang kerja baru, terutama bagi perempuan dan pemuda desa, sekaligus mendorong pelestarian budaya bahari.
Pemerintah daerah kini tengah mematangkan skema integrasi antara pelatihan budidaya dengan promosi wisata dan edukasi lingkungan, sebagai langkah menjadikan Muara Badak sebagai contoh kawasan pesisir yang tumbuh dari kekuatan lokal.
Dengan sinergi ekonomi, edukasi, dan ekologi, DKP Kukar menegaskan bahwa pengembangan desa tak harus bergantung pada proyek besar, melainkan bisa dimulai dari potensi yang dikelola secara tepat dan berkelanjutan. (adv/metroikn)