metroik, Jakarta – PT PLN (Persero) berkesempatan memaparkan gagasan Green Enabling Supergrid di forum negara-negara anggota ASEAN-Indo-Pasifik atau ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF). AIPF merupakan flagship rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta yang dibuka Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (5/9/2023).
Jokowi pada kesempatan itu mengingatkan, bahwa ASEAN adalah pasar potensial dengan peluang investasi yang menjanjikan. Namun, kawasan ini tidak imun terhadap tantangan dan potensi konflik.
Untuk itu, AIPF merupakan peluang besar bagi pemerintah Indonesia dalam membangun kerja sama yang lebih luas dan bermanfaat dengan negara-negara di kawasan Indo-Pasifik sekaligus mewujudkan visi ASEAN sebagai Epicentrum of Growth.
“AIPF punya agenda utama membangun infrastruktur hijau dan rantai pasok yang resiliance lewat hilirisasi industri. Pembangunan ekosistem kendaraan listrik adalah contoh konkret pembangunan rantai pasok kawasan,” pesan Jokowi.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, melalui AIPF, pemerintah juga ingin mendorong kolaborasi yang inklusif dan konkret antar lembaga publik, swasta dan BUMN agar mampu mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Apalagi AIPF akan fokus membahas tiga bidang penting, yakni, infrastruktur hijau dan rantai pasokan yang andal, transformasi digital dan ekonomi kreatif, serta pembiayaan inovatif dan berkelanjutan.
“Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara aktif menjalin kerja sama dengan mitra global. Termasuk membentuk aliansi strategis untuk membangun rantai pasok baterai kendaraan listrik, memperluas interkonektivitas lintas negara, serta berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur regional,” urai Erick.
Masih di kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan komitmen pihaknya dalam mencapai Net Zero Emission tahun 2060, akselerasi pengembangan energi terbarukan, serta proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Terapung Cirata.
Dalam paparannya, Darmawan mengungkap tiga fokus utama PLN dalam forum AIPF. Pertama, mendorong kerja sama antar negara maupun private sector untuk mewujudkan misi ASEAN dalam interkoneksi sistem kelistrikan.
PLN saat ini, katanya, sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations.
“Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru,” jelas Darmawan.
Kedua, untuk ASEAN Power Grid, ia memastikan bahwa PLN telah sepakat dengan dua perusahaan listrik asal Malaysia untuk mengembangkan interkoneksi Kalimantan-Sabah dan interkoneksi Sumatera-Semenanjung Malaysia. Nota kesepakatan kerjasama tersebut telah ditandatangani bersamaan dengan ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-41 dan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) di Bali beberapa waktu lalu.
“Kami yakin, mimpi besar ASEAN Power Grid ini dapat membawa kesejahteraan bagi negara-negara Asia Tenggara. Impian ini tentunya dapat dicapai melalui kolaborasi,” ujarnya optimis.
Terakhir, Darmawan memastikan bahwa PLN mendukung penuh langkah pemerintah untuk menjadi inisiator dalam transisi energi di komunitas negara-negara Asia-Pasifik. Bukti konkret dari komitmen pengembangan sumber energi lebih ramah lingkungan itu adalah pembangunan PLTS Terapung Cirata.
Lebih rinci disebutkannya, PLTS Terapung Cirata dengan kapasitas 192 MWp dibangun dengan menggadeng perusahaan energi Masdar dari Uni Emirat Arab. Tahapannya saat ini tengah memasuki proses finalisasi.
PLTS yang menempati area seluas 200 hektar itu akan menghasilkan energi sebesar 245 juta kWh per tahun hingga mampu memasok listrik setara untuk 50.000 rumah tangga.
“Ini juga menjadi bukti bahwa PLN mampu menghadirkan skema kerja sama investasi yang menarik sehingga mampu mendorong minat investor untuk mengembangkan proyek EBT di wilayah lain,” demikian Darmawan.
(yap/adv/*)