JAKARTA – PT PLN (Persero) kembali menegaskan komitmennya menjalankan transisi energi. Langkah strategis yang dilakukan, kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, melalui pengembangan Accelerated Renewable Energy.
Darwaman optimis rencana tersebut mampu menambah porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) sebanyak 75 persen atau sebesar 60 Gigawatt (GW) sampai dengan tahun 2040. Dengan strategi tersebut, PLN nantinya membangun pemerataan kelistrikan nasional melalui transmisi yang menghubungkan pembangkit-pembangkit energi baru terbarukan atau Green Enabling Super Grid.
Infrastruktur ini menjadikan sistem kelistrikan antar pulau di Indonesia yang sebelumnya terfragmentasi menjadi terhubung satu sama lain.
“Indonesia merupakan negara dengan potensi EBT yang besar. Namun, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tantangan mismatch antara lokasi sumber EBT dengan pusat demand listrik. Untuk menjawab tantangan tersebut, PLN mengembangkan Green Enabling Super Grid,” urai Darmawan di hadapan Presiden Indonesia Joko Widodo saat mengunjungi booth PLN di Festival LIKE.
Pada 28th Conference of the Parties (COP28) di Dubai, Uni Emirat Arab November mendatang, PLN akan memaparkan inovasi Green Enabling Super Grid. PLN melalui inovasi tersebut siap mewujudkan mimpi besar dengan menyatukan sistem ketenagalistrikan kawasan Asia Tenggara melalui ASEAN Power Grid.
“PLN juga mengembangkan Smart Grid dan Flexible Generation yang terintegrasi dengan Green Enabling Super Grid. Sehingga sistem kelistrikan yang dulunya rapuh dan tidak stabil, kini menjadi semakin kokoh dan andal,” tambahnya.
Sedangkan untuk mengatasi fluktuasi supply pembangkit EBT yang bersifat intermiten, PLN mengembangkan Smart Power Plant, Smart Transmission, Smart Control Center, Smart Distribution dan Smart Meter.
“Inilah langkah nyata Indonesia. Menjadi pemimpin transisi energi dunia. Bukan hanya mengakselerasi energi terbarukan, namun juga memperkokoh kapasitas nasional, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mewujudkan Net Zero Emissions 2060,” pungkas Darmawan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi para menteri dan pejabat setingkat menteri menghadiri puncak Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan (LIKE) di Indonesia Arena, Senayan, Senin (18/9/2023).
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengingatkan bahwa ancaman perubahan iklim sudah nyata dan dirasakan oleh semua negara. Kondisi tersebut mendorong negara-negara di dunia melakukan transisi energi.
“Sekali lagi, transisi menuju ke ekonomi hijau. Semua negara sekarang ini daur ulang sampah dikerjakan, produksi industri hijau dikerjakan, kendaraan listrik dimulai dibangun di negara-negara yang siap. Biodiesel digunakan, bioetanol digunakan, semua yang berbau green semua dikerjakan,” papar Jokowi.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Siti Nurbaya Bakar menambahkan, partisipasi semua pihak menjadi kekuatan Indonesia di antara negara lainnya dalam aksi iklim global dan menjadi kontribusi yang sangat berarti untuk aksi iklim, termasuk menyongsong COP28 Dubai.
“Ini merupakan upaya nyata masyarakat bersama pemerintah dalam meningkatkan perbaikan lingkungan iklim dan aksi iklim untuk kelestarian alam,” demikian Siti.
(yap/adv/*)