metroikn, SAMARINDA – Minimnya fasilitas pendukung bagi relawan tanggap bencana di Samarinda memicu keprihatinan dari DPRD setempat. Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Andriansyah, menilai Pemerintah Kota belum sepenuhnya memberikan perhatian terhadap kesiapan para relawan yang menjadi ujung tombak dalam situasi darurat.
“Jangan hanya diberi SK (surat keputusan). Relawan juga butuh pelatihan rutin dan perlengkapan standar seperti helm, rompi, dan alat evakuasi. Keselamatan mereka harus jadi prioritas,” tegas Andriansyah, Kamis (17/7/2025).
Aan, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa hingga pertengahan 2025, sebagian besar relawan di tingkat kelurahan masih bekerja tanpa dukungan alat pelindung yang memadai. Kondisi ini, menurutnya, justru bisa berbalik menjadi ancaman bagi keselamatan para relawan itu sendiri.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya membangun budaya sadar bencana di tengah masyarakat. Dimulai dari unit terkecil, yakni keluarga, kemudian menyebar ke komunitas-komunitas lokal.
“Kita ingin masyarakat terbiasa siaga. Tapi bagaimana mungkin kalau relawan saja belum siap secara fasilitas?” ujarnya.
Politisi dari Partai Demokrat ini menyatakan bahwa DPRD Samarinda akan terus mendorong evaluasi menyeluruh terhadap kesiapan seluruh kelurahan dalam menghadapi potensi bencana, baik banjir, kebakaran, maupun tanah longsor.
“Jangan sampai kita hanya reaktif saat bencana sudah terjadi. Pencegahan dan kesiapan itu harus dimulai sekarang,” tutup Aan. (adv/metroikn)