Puskesmas Sebulu Kukar Milimi Program Inovasi Penanganan TBC “BESTIE KU TBC”

MetroIKN, Kutai Kartanegara – Puskesmas Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), sejak 2022 telah meluncurkan program inovatif untuk penanganan penyakit Tuberkulosis (TBC), yang diberi nama Bersama Terintegrasi Mendukung Eliminasi TBC atau disingkat BESTIE KU TBC.

Program ini dirancang sebagai bagian dari upaya intensif dalam menangani kasus TBC di wilayah kerja Puskesmas Sebulu 1.

Sebelum hadirnya program BESTIE KU TBC, penanganan penyakit TBC di daerah tersebut masih menemui banyak tantangan. Kasus TBC cenderung lambat dalam penanganannya, dengan adanya diskriminasi terhadap penderita, tingkat penyebaran penyakit yang tinggi, serta tingkat kesembuhan yang rendah.

Tidak hanya itu, banyak penderita yang gagal menjalani pengobatan, baik karena ketakutan maupun keterbatasan akses layanan kesehatan.

Program BESTIE KU TBC digagas oleh tenaga ahli kesehatan Puskesmas Sebulu 1, Nuryani R.A., yang juga seorang perawat berpengalaman.

Dalam pelaksanaannya, program ini berfokus pada pengentasan stigma negatif terhadap penderita TBC dan upaya maksimal dalam penanganan penyakit menular ini.

Dengan prinsip kerja Betulungan Etam Bisa, yang sering digaungkan oleh Bupati Kukar Edi Damansyah, BESTIE KU TBC mengutamakan kerja sama lintas sektor dan memaksimalkan sumber daya yang ada di Puskesmas Sebulu 1.

Secara teknis, program BESTIE KU TBC melibatkan berbagai pihak untuk mencapai tujuan eliminasi TBC pada tahun 2030.

Langkah pertama yang diambil oleh tim TBC Puskesmas Sebulu 1 adalah pembekalan kepada kader kesehatan dan masyarakat melalui pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang TBC.

Tim juga melakukan upaya pelacakan dan pemeriksaan ulang bagi penderita yang teridentifikasi sebelumnya.

Pendekatan yang lebih personal dengan masyarakat, termasuk melalui dokter spesialis paru-paru yang melakukan pemantauan berkala di puskesmas, serta kerjasama dengan klinik-klinik kesehatan, turut memperkuat upaya ini.

Tidak hanya itu, dukungan dari pihak kecamatan dan desa juga sangat vital untuk mensukseskan program ini.

Camat Sebulu, Kepala Desa, serta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai pembina, secara aktif memberikan dukungan penuh terhadap kelancaran program BESTIE KU TBC.

Peran yang sangat besar dalam pelaksanaan program BESTIE KU TBC terletak pada kader kesehatan masyarakat. Mereka menjadi ujung tombak dalam melakukan pelacakan kasus suspek TBC, membantu penderita dalam proses pengobatan, serta menyediakan dukungan moral dan sosial yang sangat penting.

Selain itu, kader kesehatan juga berperan dalam pembuatan laporan dan pemantauan konsumsi obat oleh penderita TBC, sehingga proses pengobatan dapat berjalan lancar tanpa ada hambatan.

Program ini juga menyasar berbagai aspek yang menjadi hambatan dalam penanganan TBC, seperti kualitas sanitasi lingkungan yang buruk, kurangnya dukungan keluarga, dan ketakutan masyarakat akan biaya pengobatan yang tinggi.

Salah satu tantangan utama adalah ketidaktertarikan beberapa orang untuk melakukan pemeriksaan atau kontrol kesehatan, baik karena faktor biaya maupun ketakutan terhadap stigma negatif yang melekat pada penyakit ini.

Dengan adanya program BESTIE KU TBC, Puskesmas Sebulu 1 berhasil memberikan akses layanan kesehatan yang lebih mudah dan cepat bagi masyarakat.

Selain itu, program ini juga sesuai dengan tujuan dan visi Pemkab Kukar yang tercantum dalam RPJMD, yaitu memberikan layanan kesehatan yang merata untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera, dan bahagia.

Keberhasilan dan dampak positif dari program BESTIE KU TBC tidak luput dari perhatian. Program inovasi ini dinilai sebagai salah satu yang terbaik dan berhasil meraih penghargaan dalam ajang Pekan Inovasi Daerah Tahun 2022.

Penghargaan ini menjadi bukti nyata keberhasilan Puskesmas Sebulu 1 dalam mengimplementasikan program yang tidak hanya memberikan manfaat kesehatan, tetapi juga mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Sekcam Sebulu, Buyung Sasmita, menyatakan dukungannya yang kuat terhadap program BESTIE KU TBC. Ia menyebutkan bahwa program ini memberikan manfaat besar bagi masyarakat Sebulu, terutama dalam mempercepat penanganan dan eliminasi TBC di wilayahnya.

“Kami sangat mendukung program inovasi ini, karena memberikan dampak positif langsung kepada masyarakat, dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk memperoleh pengobatan yang tepat,” ujarnya, Minggu (1/12/2024).

Dengan program BESTIE KU TBC, Puskesmas Sebulu 1 bertekad untuk mengatasi masalah TBC di wilayahnya dengan pendekatan yang lebih holistik, melibatkan berbagai pihak, dan menjangkau setiap lapisan masyarakat.

Bukan hanya menjadi solusi medis, tetapi juga sosial dan budaya. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, kader kesehatan, dan masyarakat, Puskesmas Sebulu 1 berharap dapat mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030.

Dengan semangat “Betulungan Etam Bisa,” program BESTIE KU TBC akan terus berupaya memberikan harapan baru bagi masyarakat dalam melawan dan mengatasi Tuberkulosis. (adv)