metroikn, PENAJAM – Malam Minggu di Alun-Alun Taman Penyembolun, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), terasa berbeda. Hiruk-pikuk suara musik, tepuk tangan penonton, dan aroma kuliner khas UMKM lokal menciptakan atmosfer meriah dan penuh semangat. Inilah momentum baru bagi geliat budaya dan ekonomi rakyat melalui acara perdana Pentas Seni dan Gebyar UMKM, Minggu malam (13/4/2025).
Acara ini menjadi angin segar bagi para pelaku seni dan UMKM, sekaligus pertanda kebangkitan kreativitas lokal yang siap menjadi agenda rutin setiap akhir pekan. Tak sekadar hiburan, kegiatan ini hadir sebagai panggung ekspresi, ruang perjumpaan lintas komunitas, serta wadah pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
Dibuka dengan pertunjukan bertajuk Main Musik Bareng Pelaku Seni PPU, acara ini diinisiasi oleh Dewan Kesenian Daerah (DKD) PPU, bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas KUKM Perindag, dan didukung oleh Sekretaris Daerah PPU, H. Tohar. Semua pihak hadir dalam satu visi: membangun ekosistem seni dan UMKM yang hidup, inklusif, dan berkelanjutan.
Ketua DKD PPU, Agus, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan ini adalah wujud nyata keberanian dan kepedulian seniman lokal. Meski digelar tanpa anggaran besar dari pemerintah, kegiatan ini mampu berlangsung meriah secara swadaya—digerakkan oleh semangat komunitas, bukan uang semata.
“Ini bukan sekadar pentas. Ini adalah pernyataan bahwa seni dan UMKM punya tempat, punya suara, dan harus terus hadir dalam denyut nadi kota ini. Kita ingin ada hidup di setiap akhir pekan, dan hidup itu datang dari musik, tari, kerajinan, makanan, dan semangat kolaborasi,” tutur Agus penuh semangat.
Sebagai ketua yang kembali dipercaya memimpin DKD untuk periode kedua, Agus membawa misi besar: merangkul seluruh bentuk kesenian—tradisional maupun modern—untuk tumbuh bersama dalam atmosfer keterbukaan dan apresiasi. Ia menegaskan, kegiatan serupa tak akan berhenti di alun-alun saja.
DKD menargetkan kehadiran seni dan budaya hingga ke desa-desa, ke sekolah, ke ruang-ruang publik yang haus akan sentuhan ekspresi lokal.
“Kami ingin Dekranasda, dinas pariwisata, pelaku seni, hingga pelaku UMKM semua terlibat. Kolaborasi adalah kunci. Kita harus hadapi tantangan bersama agar seni tak hanya bertahan, tapi berkembang menjadi kebanggaan,” ujarnya.
Antusiasme masyarakat pun menjadi modal sosial yang tak ternilai. Lapak-lapak UMKM yang menjajakan jajanan lokal, kerajinan tangan, dan produk kreatif lainnya diserbu pengunjung. Para pelaku UMKM menyebut acara ini sebagai kesempatan langka untuk memperkenalkan produk mereka secara langsung kepada masyarakat luas.
Pemerintah daerah pun menyambut baik kegiatan ini. Dukungan Sekda dan dinas-dinas terkait menunjukkan bahwa gerakan seni dan ekonomi kreatif sudah mulai dilihat sebagai bagian integral dari pembangunan daerah.
Ke depan, Pentas Seni dan Gebyar UMKM ini direncanakan menjadi agenda mingguan tetap. Harapannya, bukan hanya menjadi ruang hiburan, tapi juga ruang edukasi, apresiasi, dan penguatan identitas budaya lokal PPU.
Dengan keberanian memulai dari nol, DKD PPU membuktikan bahwa kreativitas bisa tumbuh meski dari keterbatasan. Dan dengan dukungan masyarakat, seni akan terus menyala. Tak ada akhir pekan tanpa panggung, tak ada seniman tanpa suara. (adv/metroikn)