Pengaruh Duet Edi-Rendi di Balik Kemenangan PDIP pada Pileg Kukar

metroikn, Tenggarong – Figur Edi Damansyah selaku Ketua DPC dan Rendi Solihin selaku Bendahara DPC diakui menjadi faktor yang memberi pengaruh atas kemenangan PDI Perjuangan (PDIP) pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 di Kutai Kartanegara (Kukar).

Politisi muda sekligus caleg PDIP untuk Daerah Pemilihan (Dapil) 4 Kukar, Rahmat Dermawan mengakui hal tersebut. Duet Edi Damansyah-Rendi Solihin juga memudahkan para caleg untuk meraup kepercayaan masyarakat.

Selama menjabat Bupati dan Wakil Bupati Kukar, Edi-Rendi turut meluncurkan program-program kerakyatakan yang bermanfaat besar untuk peningkatan ekonomi.

“Saya melihat antusias kepemimpinan Edi-Rendi yang begitu besar, terutama di dapil saya,” ucap Rahmat.

Ia menilai program Edi-Rendi tepat sasaran dan guna, sehingga caleg yang ikut pendampingan terkena imbasnya.

“Program kerakyatan banyak dirasakan, pembangunan insfrastruktur juga meningkat drastis, sehingga kami para caleg tidak mengalami kesulitan,” jelasnya.

Sebagai informasi, menurut kalkulasi tim internal, PDIP diyakini meraih 18 kursi di DPRD Kukar. Catatan Ini merupakan sejarah baru, mengingat pada Pemilu sebelum-sebelumnya didominasi Partai Golongan Karya (Golkar).

Akademisi Universitas Mulawarman (Unmul), Jumansyah, menilai cakapnya pembibitan kader menjadi kunci kemenangan PDIP Kukar dalam kontestasi Pileg. Ditambah lagi basis kekuatan masing-masing kader yang dianggap telah kokoh.

Jumansyah menyatakan, kemenangan partai dalam Pemilu di Indonesia biasanya lantaran implikasi Presiden, partai, hingga basis. Di Kaltim, khususnya Kukar, kecendurngan pemilih lebih dominan memilih figur yang diusung.

“Mereka melihat apabila caleg itu menarik, maka mereka akan memilihnya. Dan PDI Perjuangan ini memiliki basis akar rumput yang kuat,” terang Jumansyah, Rabu (21/2/2024).

Strategi PDI Perjuangan dalam memfilterisasi figur para kader, dinilai sangat baik. Dalam hal ini masing-masing caleg yang maju selalu tepat menyesuaikan karakteristik wilayah.

“Baik itu berasal dari kelompok tertentu, seperti nelayan, petani ataupun buruh. Mereka memiliki satu karakteristik yang sama, yakni sosok pekerja keras,” sambungnya.

Lebih lanjut dipaparkan, terdapat sebelas kader Partai Golkar di Kukar, baik itu petahana maupun tidak yang menyeberang ke PDI Perjuangan pada Pemilu 2024 ini. Kesebelas caleg ini dipastikan mendapat banyak suara sebagai modal kemenangan mereka.

Hal ini menurut Jumansyah, kembali membuktikan bahwa sosok pimpinan partai yang juga pimpinan daerah bukanlah satu-satunya kunci kemenangan. Proses pembibitan caleg, mulai dari seleksi hingga proper test turut mendukung pencapaian tersebut.

Jumansyah menilai positif sistem yang diterapkan PDI Perjuangan dalam seleksi kader.

Maka tak heran jika Jumansyah memprediksi caleg PDIP, semisal Rahmat Dermawan dan Madina akan memenangkan pemilihan di pesisir Kukar. Kemenangan dengan torehan lima ribu lebih suara, menurutnya, merupakan hasil kerja individu caleg di dapilnya.

“Sesuai dengan kaderisasi PDI Perjuangan dan ideologinya, yang terkenal sebagai partai wong cilik. Berarti sebagai partai orang kecil, tempat pekerja keras. Jadi bukan karena program pemerintah dan pemimpinnya, tetapi ada setiap personal caleg yang memiliki implikasi basis yang kuat,”

“Jadi saya pikir kemenangan PDI di Kukar itu karena ketepatan partai, murni figuritas caleg yang mendominasi. Karena pemilih kita pada umumnya sampai hari ini agak abu-abu kalau bicara ideologi partai, yang jelas figuritas,” pungkasnya.