Pemkot Balikpapan Gandeng Arsari Group, Bakal Pasok Air Bersih ke Kota Minyak

metroikn, BALIKPAPAN — Ketika kran-kran rumah tangga mulai tak lagi deras dan keluhan warga soal kekeringan terdengar makin sering, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menjawabnya lewat langkah strategis: menggandeng Waduk Arsari sebagai sumber baru pasokan air baku.

Langkah ini ditandai dalam sebuah momen bersejarah. Di Jakarta, Jumat (1/8/2025), Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud dan Direktur Utama PT Arsari Tirta Pradana (ATP) Willie Smits menandatangani Kesepakatan Bersama. ATP adalah anak usaha dari Arsari Group, milik tokoh nasional Hashim S. Djojohadikusumo.

Bagi Rahmad Mas’ud, ini bukan hanya kesepakatan administratif. “Kita perlu semua sumber air baku yang bisa kita dapat. Ini adalah upaya konkret kami dalam menjamin kebutuhan air bersih warga,” ucapnya serius.

Perjanjian kerja sama itu berlaku lima tahun, dengan skema evaluasi kinerja tiap enam bulan dan pemantauan rutin setiap tiga bulan. Pemerintah tetap menjaga kontrol kualitas dan keberlanjutan, dengan opsi untuk memperpanjang atau bahkan menghentikan kerja sama berdasarkan hasil evaluasi.

Direktur Utama Arsari Group, Hashim Djojohadikusumo, yang turut hadir dalam seremoni penandatanganan itu tampak emosional. Baginya, air bukan sekadar sumber daya, tapi hak dasar manusia.

“Ini bukan sekadar bisnis. Saya merasa cukup emosional. Air bersih adalah kebutuhan pokok yang aksesnya harus dijamin bagi semua orang,” ujarnya.

Gagasan kerja sama ini sejatinya telah dirintis sejak 2016. Bertahun-tahun kemudian, kebutuhan makin mendesak. Balikpapan sebagai kota pesisir yang berkembang pesat mulai menghadapi ancaman krisis air bersih.

Defisit Air, Solusi Mendesak

Kota Balikpapan saat ini membutuhkan air baku hingga 3.856 liter per detik, atau sekitar 119.578 meter kubik per hari. Namun, pasokan aktual masih jauh dari ideal. Sumber eksisting seperti Waduk Manggar, Bendungan Teritip, dan beberapa sumur dalam hanya mampu menyuplai sekitar 1.250 liter per detik. Produksi air bersih oleh Perumda Tirta Manuntung pun baru mencapai 1.063 liter per detik.

Artinya, ada celah defisit yang tak bisa lagi ditutup dengan solusi tambal sulam. Dalam lima tahun ke depan, diperkirakan kebutuhan air bersih bisa melonjak hingga 2.200 liter per detik, seiring pertumbuhan penduduk dan perluasan kawasan permukiman.

Waduk Arsari, yang dikelola secara profesional oleh ATP, akan menjadi sokongan vital. Air baku dari sini akan dialirkan ke Perumda Tirta Manuntung untuk diolah menjadi air bersih dan selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah warga.

Selain dari Waduk Arsari, Pemerintah Kota juga sedang mengajukan tambahan pasokan dari Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) Sepaku-Semoi, sebesar 500 hingga 1.000 liter per detik. Sistem ini merupakan tulang punggung air minum bagi kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), memanfaatkan air dari Bendungan dan Intake Sungai Sepaku.

Kelebihan SPAM Sepaku-Semoi adalah kualitasnya — air yang diolah di sana sudah layak konsumsi langsung, tanpa perlu dimasak. Jika terealisasi, pasokan dari sini juga akan memperkuat ketahanan air bersih Kota Minyak.

Kerja sama dengan ATP dan pengajuan ke SPAM Sepaku-Semoi menjadi bagian dari strategi jangka panjang Balikpapan dalam menghadapi tantangan urbanisasi. Kota ini sedang tumbuh cepat, didorong geliat ekonomi, migrasi penduduk, dan kedekatannya dengan pusat pemerintahan baru.

“Air adalah hidup. Tanpa pasokan cukup, pertumbuhan akan terhambat,” kata Rahmad Mas’ud. Kerja sama ini, katanya, bukan akhir dari perjuangan, melainkan awal dari pembangunan infrastruktur air yang lebih kokoh dan inklusif.

Dengan mengintegrasikan berbagai sumber dan memperkuat skema evaluasi berkala, Pemerintah Kota Balikpapan berharap warganya tak perlu lagi risau ketika musim kemarau tiba. Sebab, di balik setiap tetes air yang mengalir ke rumah-rumah warga, ada komitmen panjang untuk menjamin keberlanjutan dan keadilan bagi semua.