Pemkab Kukar Gerakkan Pengembangan Pertanian di 5 Wilayah Hulu Mahakam

MetroIKN, Kutai Kartanegara – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) mengambil langkah besar dalam memperkuat sektor pertanian di kawasan Hulu Mahakam.

Salah satunya elalui program pemetaan dan pengukuran lahan yang melibatkan lima kecamatan potensial. Di antaranya Muara Muntai, Muara Wis, Kenohan, Kembang Janggut, dan Tabang.

Langkah ini diambil demi memastikan ketepatan data dan meningkatkan produktivitas pertanian di daerah yang dikenal memiliki kekayaan sumber daya alam tersebut.

Kawasan Hulu Mahakam selama ini dianggap sebagai salah satu lumbung pertanian di Kabupaten Kukar, dengan potensi besar yang mencakup berbagai jenis komoditas pertanian dan perkebunan.

Menyadari pentingnya data yang akurat dalam perencanaan dan pengembangan sektor ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar, Sunggono, menekankan perlunya validasi dan verifikasi langsung di lapangan.

Menurutnya, tanpa keakuratan data, kebijakan yang diambil bisa meleset dari sasaran yang diinginkan, terutama dalam pembangunan sektor pertanian berkelanjutan.

“Pengecekan lapangan ini sangat penting. Kita ingin memastikan bahwa data yang terkumpul benar-benar mencerminkan kondisi lahan yang ada, sehingga tidak ada ketidaksesuaian antara rencana dan kenyataan di lapangan,” ujar Sunggono, Kamis (14/11/2024).

Dengan data lahan yang akurat, Pemkab Kukar dapat merancang kebijakan berbasis bukti yang memperhitungkan kondisi riil, memungkinkan pembangunan sektor pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Untuk memastikan ketepatan data ini, Pemkab Kukar menggandeng tim konsultan profesional yang memiliki pengalaman dalam pemetaan dan pengukuran lahan pertanian.

Tim ini akan bekerja langsung di lapangan untuk mencocokkan data yang sudah ada dengan situasi aktual di lima kecamatan tersebut.

Pemetaan ini juga akan memperhitungkan faktor-faktor penting seperti jenis tanah, topografi, dan ketersediaan sumber daya air, yang sangat berpengaruh pada potensi hasil pertanian.

Selain menggandeng konsultan, Sunggono juga mengimbau para petani, kelompok tani (poktan), gabungan kelompok tani (gapoktan), serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk ikut berperan aktif dalam proses pengumpulan data.

Sunggono menyebutkan bahwa keterlibatan para petani dan PPL sangat krusial karena mereka merupakan pihak yang langsung berhadapan dengan kondisi lahan sehari-hari.

“Para petani dan PPL ini adalah aset penting. Koreksi data yang tidak akurat harus segera dilakukan agar kebijakan pertanian bisa lebih tepat sasaran,” tambahnya.

Pemkab Kukar juga mengakui perlunya regenerasi dalam sektor pertanian di daerah tersebut, mengingat banyaknya petani yang sudah berusia lanjut.

Sunggono menyoroti pentingnya melibatkan generasi muda untuk terjun ke bidang pertanian dan membawa pendekatan yang lebih modern dan inovatif.

Dalam hal ini, Pemkab Kukar telah berencana bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk menyediakan program pelatihan dan pendidikan khusus bagi pemuda Kukar yang tertarik mendalami ilmu pertanian.

“Kami ingin menciptakan regenerasi yang berkelanjutan di sektor ini. Generasi muda adalah masa depan pertanian Kukar, dan kami ingin mereka memiliki akses untuk belajar teknologi terbaru agar bisa membawa sektor ini semakin maju,” ungkap Sunggono.

Melalui kolaborasi ini, Pemkab Kukar berusaha mempersiapkan generasi penerus petani yang menguasai teknologi pertanian modern, dari penggunaan alat mekanis hingga teknik bertani yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Program pemetaan lahan ini juga bertujuan sebagai langkah awal dalam menciptakan ekosistem pertanian terpadu yang bisa meningkatkan hasil produksi serta kesejahteraan para petani.

Pemetaan dan pengukuran yang dilakukan secara komprehensif akan menghasilkan data yang bisa menjadi dasar dalam menentukan area yang cocok untuk jenis komoditas tertentu, sehingga hasil pertanian lebih optimal.

Di masa depan, Pemkab Kukar berharap data ini akan mendukung terbentuknya “klaster-klaster” pertanian yang spesifik, seperti klaster padi, klaster jagung, atau klaster buah-buahan, yang akan meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi.

Selain itu, Pemkab Kukar juga berencana membangun infrastruktur penunjang di wilayah Hulu Mahakam untuk mempermudah akses dan distribusi hasil pertanian.

“Dengan kondisi lahan yang sudah dipetakan dan infrastruktur yang mendukung, kami berharap pertanian di Hulu Mahakam dapat menjadi salah satu motor penggerak ekonomi daerah,” kata Sunggono.

Upaya ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk para petani dan penyuluh yang selama ini mengharapkan adanya perhatian lebih dari pemerintah dalam hal pengelolaan lahan dan peningkatan kualitas SDM di sektor pertanian.

Program ini juga diharapkan menjadi angin segar bagi perekonomian lokal, karena dengan adanya pertanian yang lebih produktif, akan tercipta lapangan kerja dan peningkatan pendapatan bagi masyarakat sekitar.

Dengan langkah-langkah strategis seperti pemetaan lahan yang akurat, partisipasi aktif petani dan PPL, serta regenerasi petani melalui kolaborasi dengan IPB, Pemkab Kukar optimis dapat menciptakan sektor pertanian yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing.

Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal, tetapi juga mempersiapkan Kukar sebagai salah satu sentra pertanian di Kalimantan Timur yang bisa berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional. (adv)