metroikn, PENAJAM – Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan terlibat dalam Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menggelar Sosialisasi Pengembangan Usaha Ekonomi dan Produksi Unggulan Desa, di Kampung Inggris, Desa Girimukti, Kecamatan Petung, Rabu (4/9/2024).
Kepala DPMP PPU Tita Deritayati mengungkapkan, sosialisasi ini penting untuk mengembangkan produk lokal unggulan, utamanya demi memenuhi kebutuhan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Mengingat di IKN, banyak peluang yang dikembangkan. Sehingga nantinya UMKM di PPU juga bisa ikut berperan dalam pembangunan IKN
“Sudah banyak produk usaha desa yang menjadi unggulan PPU. Namun masih perlu dikembangkan. Dan melalui sosialisasi ini, menjadi wujud nyata kehadiran pemerintah daerah untuk mendukung peningkatan produk desa PPU sehinngga lebih bisa diterima masyarakat luas,” ungkap Tita Deritayati yang membuka kegiatan sosialisasi yang dihadiri pula Direktur Sekar Buen Nusantara Yuni Nurhayati Aka.
Kegiatan yang juga menghadirkan para Kepala Desa (Kades), sekretaris desa, perwakilan Badan Usaha Milik Desa (BumDes) seluruh PPU tersebut merupakan inisiasi DPMD PPU berkolaborasi dengan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha lokal. Ia berharap kolaborasi ini dapat mewujudkan peningkatan signifikan produk unggulan desa PPU, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat IKN masa depan.
“Harapannya perusahaan tersebut turut merangkul pelaku usaha, untuk berkolaborasi dan memberi pendampingan setiap program-program desa. Ada program yang mereka tawarkan, semacam konsultan untuk membantu mengembangkan produk unggulan desa,” ungkapnya.
Tita menyebut selama ini DPMD menjadi basis utama pemberdayaan masyarakat desa. Namun program ini bisa berjalan dengan lebih baik dengan dukungan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Seperti Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (KUKM Perindag), Dinas Pertanian, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar).
Lanjutnya, pelaku usaha lokal masih memerlukan pemahaman mengenai manajemen pengelolaan usahanya masing-masing. Serta mendapat pendampingan untuk dapat membuka jaringan yang lebih luas. Supaya produk lokal layak dipasarkan, khususnya di IKN.
“Banyak permintaan IKN terkait produk UMKM. Seperti batik sebagai suvenir. Begitu juga makanan lokal yang juga bisa dijadikan suvenir,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Sekar Buen Nusantara Yuni Nurhayati Aka menilai, rata-rata Pemerintah Desa (PemDes) PPU sudah menjalankan pemberdayaan berkelanjutan untuk masyarakat. Hanya saja belum berjalan secara optimal. “Jadi kami mencoba membuat kegiatan untuk pemberdayaan masyarakat desa dan memberi pendampingan produk desa untuk peningkatan ekonomi di desa,” ujar Yuni. (adv)