BALIKPAPAN – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta Pertamina untuk menyelesaikan pembangunan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan pada Juli 2025. Hal tersebut ditegaskannya usai mendapat pemaparan dari Pertamina dalam kunjungannya ke Balikpapan, Sabtu (14/12/2024).
“Tadi saya sendiri mengecek dan turun, InsyaAllah yang major sudah terselesaikan, tinggal minornya dan progres pengerjaan sudah mencapai 91 persen,” ujar Bahlil.
Dia mengakui, berdasarkan penjelasan yang dia terima dari Pertamina, terjadi defisit progres pengerjaan, namun dia meminta agar proyek tersebut dapat dipercepat. Sehingga, produksi minyak dapat bertambah hingga 100 ribu Barel per hari.
“Awalnya (target rampung) September 2025, tapi saya minta dimajukan agar bisa menuju ketahanan energi. Dengan segala cara, selesai Juni atau Juli 2025 lebih baik,” ujar Bahlil usai meninjau proyek peningkatan kapasitas kilang itu di Balikpapan.
Lanjutnya, bila proyek tersebut rampung, maka produksi minyak Pertamina akan naik sekitar 38 persen, dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari. “Saat selesai, kapasitas pengolahan kilang minyak Pertamina menjadi 360 ribu barel per hari atau bertambah 100 ribu barel per hari dari 260 ribu barel per hari kemampuan sekarang,” ucap Bahlil.
Sebelumnya dia mengatakan produksi minyak di Indonesia menurun tajam. Saat ini, produksinya hanya 600 ribu barel per hari, di mana 65 persen berasal dari kilang Pertamina, dan 25 persen dari ExxonMobil. Sedangkan, konsumsi minyak mencapai 1,6 juta barel per hari. Sehingga, impor minyak pun terus meningkat. Oleh sebab itu, pemerintah menggenjot proyek RDMP Balikpapan.
Selain itu, jika RDMP Balikpapan rampung, maka kualitas BBM yang dihasilkan lebih tinggi, yakni setara Euro IV yang lebih ramah lingkungan.
“Jadi, proyek itu agar dapat segera diselesaikan, agar impor minyak dapat segera ditekan,” kata Bahlil.