Komisi II DPRD PPU Dukung Gerakan Panen Raya dan Program Brigade Pangan

metroikn, PENAJAM – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Sujiati, menyampaikan optimisme terhadap perkembangan sektor pertanian daerah.

Ia menyebut, DPRD PPU terus mendukung gerakan panen raya pada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sri Maju di Desa Siderejo merupakan dampak positif signifikan dari hasil kerja keras para petani bekerjasama pemerintah daerah.

Menurut Sujiati, gerakan panen kali ini sangat signifikan, bukan hanya sebagai simbol keberhasilan pertanian lokal, tetapi juga sebagai bagian dari penyerahan bantuan yang diberikan oleh Brigade Pangan yang hadir di PPU.

“Saya sangat berharap dengan adanya Brigade Pangan ini, masyarakat kita bisa terbantu. Program ini datang langsung dari pusat dan turun ke bawah, semoga dapat berjalan sesuai harapan tanpa menyulitkan para petani,” ujar Sujiati, Kamis (27/3/2025).

Ia menyebut, salah satu pencapaian besar yang turut diapresiasi olehnya, yakni harga gabah yang saat ini mencapai Rp 6.500 per kilogram.

Harga yang tinggi ini, menurutnya, mampu membuat senyum para petani PPU kembali merekah setelah beberapa waktu lalu harga gabah yang rendah menyulitkan mereka.

“Harga gabah, Allahu Akbar, ini luar biasa. Semoga harga seperti ini tidak hanya berlaku tahun ini, tetapi juga tahun-tahun berikutnya,” harapnya.

Sujiati menambahkan bahwa keberhasilan para petani dalam memperoleh harga gabah yang tinggi ini menjadi kunci bagi kemajuan daerah.

“Jika petani kita sudah sejahtera, maka kabupaten ini dan negara kita akan menjadi kokoh. Masyarakat tidak lagi bergantung pada bantuan pemerintah karena mereka sudah bisa berdiri di kaki sendiri,” tegasnya.

Sebelumnya, petani PPU menghadapi kendala besar dengan harga padi yang rendah saat musim panen, bahkan banyak yang tidak bisa menjualnya dengan harga yang memadai.

Namun, dengan adanya Brigade Pangan yang turut membantu penyerapan hasil panen, kondisi ini mulai berubah. Brigade Pangan, melalui Bulog, langsung membeli padi kering dari petani, sehingga mereka tidak lagi direpotkan dengan proses pengeringan atau penggilingan.

“Sekarang, para petani tidak perlu repot menjemur atau menggiling padi. Mereka langsung menerima uang setelah hasil panen mereka diambil oleh Bulog,” ungkap Sujiati.

Semangat para petani pun semakin tinggi, berkat adanya kepastian harga yang menguntungkan. “Dulu, petani kita susah untuk kembali modal, bahkan terkadang keuntungan pun pas-pasan.
Namun sekarang, semangat mereka luar biasa karena ada kepastian dan harga yang stabil,” kata Sujiati.

Lebih lanjut, Sujiati menjelaskan bahwa para petani di PPU memiliki pola tanam yang bijaksana.

“Memang mereka tidak buru-buru melakukan percepatan tanam. Itu bukan karena enggan, tapi lebih kepada menjaga kualitas hasil panen. Kalau baru panen dan langsung tanam, hasilnya bisa tidak maksimal. Jadi, lebih baik sedikit mundur dan pastikan hasilnya optimal,” tambahnya. (yan/metroikn)