metroikn, SAMARINDA – Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) melakukan kunjungan langsung ke RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, setelah rumah sakit rujukan regional tersebut mengalami musibah kebakaran pada Selasa (29/7/2025) dini hari, sekitar pukul 02.00 Wita.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut dan menilai perlunya dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem kelistrikan rumah sakit guna mencegah insiden serupa terjadi kembali di masa mendatang.
“Pertama-tama kita mengucapkan prihatin atas kejadian ini. Yang kedua, Komisi IV langsung meninjau ke lokasi kebakaran bahwa ternyata ada ruangan yang terdampak,” ujar Andi saat ditemui di lokasi, Rabu (30/7/2025).
Komisi IV DPRD Kaltim mendesak manajemen rumah sakit untuk segera melakukan evaluasi total terhadap sistem mekanikal dan elektrikal. Menurut Andi, rumah sakit sebagai fasilitas vital pelayanan publik tidak boleh luput dari perhatian menyangkut potensi keselamatan.
“Komisi IV meminta agar pihak manajemen rumah sakit melakukan evaluasi menyeluruh terutama dengan mekanikal elektrikal. Jangan sampai nanti ada kebakaran susulan, karena kita tidak mau ada kejadian seperti itu terulang, terutama di rumah sakit ini karena ini terkait dengan pelayanan publik,” tegasnya.
Terkait dampak kebakaran, ia menjelaskan bahwa hingga saat ini manajemen rumah sakit masih melakukan proses perhitungan kerugian. Komisi IV juga akan meminta laporan resmi mengenai total kerugian tersebut untuk disampaikan ke DPRD sebagai bahan tindak lanjut.
Pihak rumah sakit, lanjut Andi, menyampaikan bahwa area yang terbakar merupakan ruang rapat, bukan ruang layanan pasien. Sementara ruang fisioterapi yang berada di lantai yang sama tidak terdampak secara langsung.
“Menurut laporan dari manajemen, ruangan yang kebakarannya sebenarnya ruang rapat, jadi tidak dipakai untuk pelayanan pasien. Sedangkan ruang fisioterapi yang berada di lantai yang sama tidak berdampak. Artinya nanti setelah police line dibuka, layanan akan tetap dilaksanakan seperti biasa,” jelasnya.
Terkait penyebab kebakaran, Andi menyebut pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan resmi dari instansi terkait. Namun berdasarkan informasi sementara dari Dinas Pemadam Kebakaran, kebakaran diduga kuat dipicu oleh korsleting listrik.
“Dari Dinas Pemadam Kebakaran, penyebabnya kesimpulan sementara adalah konslet, tapi kita belum tahu karena kita masih menunggu laporan resminya,” kata legislator dari daerah pemilihan Samarinda itu.
Ia juga menyoroti kondisi bangunan RSUD AWS yang menurutnya sudah berusia cukup tua. Ruangan yang terdampak disebut telah berusia sekitar 20 tahun, sementara bangunan kantor bahkan lebih dari 50 tahun.
Hal itu dinilai menjadi alasan kuat untuk dilakukan evaluasi total terhadap seluruh sistem infrastruktur rumah sakit.
“Bangunan di ruangan yang terbakar sudah 20 tahun usianya. Ini kita dorong dilakukan evaluasi menyeluruh, apalagi bangunan kantor sudah 50 tahun lebih usianya. Jadi semuanya harus dievaluasi, terutama mekanikal elektrikalnya. Jangan sampai nanti ada potensi-potensi konslet lagi yang tidak kita sadari bisa terjadi di tempat lain,” pungkasnya.