metroikn, SAMARINDA – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud, menyoroti persoalan kesenjangan distribusi LPG dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah wilayah Bumi Etam.
Ia menilai, penyaluran energi bersubsidi masih belum berjalan adil karena sebagian besar justru dimanfaatkan oleh kalangan yang tidak berhak.
Rudy mengungkapkan bahwa masih banyak BBM bersubsidi yang digunakan oleh pihak-pihak mampu, bahkan oleh sektor industri seperti pertambangan dan perkebunan.
Kondisi ini, kata dia, jelas bertentangan dengan semangat subsidi yang seharusnya berpihak kepada masyarakat kecil.
“Subsidi itu untuk rakyat kecil, bukan untuk kegiatan industri. Kenyataannya di lapangan, masih ada BBM subsidi yang dipakai oleh kalangan yang mampu. Ini harus kita hentikan,” tegas Rudy.
Ia juga menyoroti perbedaan harga LPG subsidi di tingkat pengecer yang dinilai tidak wajar. Meski harga resmi dari Pertamina berkisar Rp15 ribu per tabung, di sejumlah daerah terutama wilayah terpencil, harganya dapat melonjak hingga Rp30 ribu bahkan Rp50 ribu.
“Harga LPG subsidi seharusnya sekitar Rp15 ribuan, tapi di lapangan bisa tembus dua kali lipat. Ini menandakan ada masalah dalam rantai distribusi yang harus dibenahi,” ujarnya.
Menurut Rudy, disparitas harga tersebut menunjukkan bahwa sistem pengawasan distribusi energi belum sepenuhnya efektif.
Ia menilai perlu adanya langkah tegas dan terkoordinasi antara pemerintah daerah, aparat penegak hukum, serta pihak Pertamina untuk menutup celah penyimpangan di lapangan.
“Pengawasan harus diperkuat. Jangan sampai masyarakat yang benar-benar membutuhkan justru kesulitan mendapatkan LPG dan BBM dengan harga yang wajar,” tambahnya.
Rudy menegaskan, pemerataan akses energi menjadi bagian penting dari upaya pemerintah daerah dalam mendorong keadilan sosial dan pemerataan ekonomi.
Ia meminta agar seluruh pihak terkait dapat menjalankan fungsi pengawasan dengan lebih transparan dan bertanggung jawab.
“Energi adalah kebutuhan dasar masyarakat. Pemerintah harus hadir memastikan distribusinya adil dan merata hingga ke pelosok,” pungkasnya.